News
Senin, 28 Juli 2014 - 16:01 WIB

TRAGEDI PESAWAT MH17 : Lebaran, Keluarga Korban MH17 Dipenuhi Isak Tangis

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Adik-adik Supartini sungkem kepada kedua orangtua di rumah mereka di Dukuh Sidorejo, Desa Munggur, Mojogedang, Karanganyar, Senin (28/7/2014) pagi. Tradisi usai salat Idul Fitri itu diwarnai isak tangis. (JIBI/Solopos/Mariyana Ricky P.D)

Solopos.com, KARANGANYAR–Suasana lebaran di rumah korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Mojogedang, Karanganyar diwarnai tangis haru. Rencana berwisata bersama pun musti pupus, lantaran musibah yang merenggut bayangan kebahagiaan mereka. Senin (28/7/2014) pagi, suasana rumah Supartini di Dukuh Sidorejo, Desa Munggur, Mojogedang tampak lengang. Tradisi sungkeman antar anggota keluarga usai Salat Idul Fitri tetap berlangsung, meski terlihat jelas raut wajah murung keluarga Supartini.

Ia seharusnya pulang Lebaran kali ini setelah selama tiga tahun lebih merantau di Belanda. Nahas, pesawat yang ditumpanginya dirudal pemberontak Prorusia di langit Ukraina. Supartini tak sabar ingin segera bertemu keluarga. Rencana berwisata ke Jogjakarta, mengunjungi Malioboro dan Pantai Parangtritis sudah menjadi daftar yang bakal dilakukannya libur kali ini.

Advertisement

Kedua adik Supartini, Murtini dan Paryanti yang sebelumnya sama-sama bekerja di Belanda hanya bisa menahan kesedihan. Mereka sungkem kepada kedua orangtuanya, Harto wiyono dan Sriyatun. Sembari mengucap maaf atas segala kesalahan, tangis mereka pun pecah. “Mbak Supartini sangat ingin berlebaran bersama keluarga setelah bertahun-tahun di Belanda. Kami juga sudah berencana berwisata. Tapi, rencana itu harus batal karena musibah ini,” kata dia, sembari menahan tangis.

Kesdihan juga tampak di wajah anak semata wayang Supartini, Morika Sofia, 12. Remaja yang baru saja menginjak bangku SMP itu berkeinginan menunjukkan seragam barunya kepada sang ibu. Rencana itu pun harus musnah. Kabar terakhir dari Belanda, proses identifikasi jenazah sudah dimulai. Hasilnya baru dapat diketahui paling cepat dalam waktu enam bulan ke depan. Keluarga berharap jenazah Supartini dapat segera dipulangkan, dan segera dikebumikan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif