Soloraya
Senin, 28 Juli 2014 - 09:44 WIB

SALAT ID BOYOLALI : Bupati Salat Id di Alun-Alun Kota

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro (tengah), berbincang dengan Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto (tiga dari kanan), didampingi oleh Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono (dua dari kanan), Ketua DPRD Boyolali, S. Paryanto (dua dari kiri), dan Dandim Kodim 0724 Boyolali, Letkol (Kav) Topri Daeng Balaw sebelum pelaksanaan salat id di Alun-alun Boyolali, Senin (28/7/2014).(JIBI/Solopos/Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, BOYOLALI–Bupati Boyolali, Seno Samodro melaksanakan Salat Idul Fitri di Alun-alun kota Boyolali yang terletak di kompleks perkantoran pemerintah kabupaten, Kemiri, Senin (28/7/2014). Pelaksanaan salat id di alun-alun kota tersebut juga diikuti jajaran Muspida Boyolali.

Sebelum melaksanakan salat id Seno Samodro mengatakan dalam sambutannya momen Idul Fitri juga bisa ikut andil dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan negara secara rukun. Menurutnya masyarakat Boyolali harus bisa mengambil hikmah dari momen tersebut untuk kembali menjadi pribadi yang fitri.

Advertisement

Selanjutnya bupati mengungkapkan permintamaafannya kepada seluruh masyarakat Kota Susu mewakili jajaran pemerintahan, apabila dalam mengemban amanah terdapat kesalahan. “Saya mewakili jajaran pemerintahan Boyolali mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat apabila ada salah dalam melaksanakan pemerintahan,” katanya.

Di sisi lain Bupati mengatakan saat ini terdapat 23 kantor SKPD terpadu di kompleks perkantoran pemkab Boyolali sudah. Pihaknya berharap dapat segera menyelesaikan proyek terpadu tersebut. Selain itu juga akan dibangun lima tempat peribadatan di kompleks tersebut.

Dalam kesempatan itu yang bertindak sebagai imam adalah KH. Abdul Hayyi berasal dari Kecamatan Ampel. Sementara untuk khatib yaitu Kasubag Tata Usaha Kemenag, Drs. H. Asikin M.Ag.

Advertisement

Dalam khutbahnya Asikin menyampaikan Idul Fitri merupakan hari kemenangan, termasuk kemenangan emosional dan intelektual bagi umat muslim. Setelah menahan diri sebulan puas, menurutnya itu merupakan kemenangan emosional yang signifikan karena dapat mengendalikan hawa nafsu sebulan penuh.

Sementara kemenangan intelektual berarti harus memahami kadar keseimbangan. Dimana sesuatu selalu empunyai dua sisi baik positif maupun negatif. “Kita harus bisa mengukur segala sesuatu seara seimbang, baik itu positif negatifnya, atau bahkan kualitas maupun kuantitasnya,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif