News
Minggu, 27 Juli 2014 - 20:45 WIB

LEBARAN 2014 : Tak Ada Lagi Salat Id di Lokasi Lumpur Lapindo, Mengapa?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lumpur Lapindo (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Solopos.com, SIDOARJO — Sudah delapan tahun musibah meluapnya lumpur lapindo menghantui kehidupan warga yang tempat tinggalnya terendam lumpur Lapindo. Setiap Lebaran tiba, mereka selalu memperingatinya dengan menggelar Salat Id di lokasi luapan lumpur. Namun pada Lebaran 2014, hal itu tak lagi terjadi. Mengapa?

Debit luapan lumpur Lapindo yang merendam sekitar 1.500 hektare, yang terdiri dari 16 desa di tiga kecamatan, Kabupaten Sidoarjo tiap tahunnya terus meningkat. Salah satu warga Porong yang menjadi korban luapan lumpur lapindo mengungkapkan pada hari raya Idul Fitri atau Lebaran, biasanya korban lumpur Lapindo melaksanakan salat Id di lokasi luapan lumpur.

Advertisement

Namun, pada tahun ini, hingga H-1 lebaran, tidak ada agenda salat Id di lokasi semburan lumpur yang dikeluarkan oleh koordinator lapangan korban lumpur lapindo.

“Para korlap yang dahulu gencar menyuarakan kesengsaraan korban Lapindo kita telah menghilang. Kami mendengar mereka sudah dibayar oleh perusahaan, sehingga tidak kritis lagi,” ujarnya yang tidak ingin disebutkan identitasnya di Porong, Sidoarjo, Minggu (27/7/2014).

Menurutnya kini warga korban Lapindo sudah terpecah-pecah, hanya menyisakan beberapa termasuk dirinya yang belum sepenuhnya menerima kompensasi kerugian dari PT Lapindo Brantas. Warga yang dahulunya bekerja sebagai buruh pabrik di sekitar lokasi luapan lumpur lapindo kini harus menjadi pengangguran, karena pabrik tempat mereka bekerja juga menjadi korban luapan lumpur.

Advertisement

Beberapa warga Porong kini menjadi tukang ojek dan pemandu wisata lumpur Lapindo guna mempertahankan keberlangsungan hidup mereka.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif