News
Sabtu, 26 Juli 2014 - 14:15 WIB

HASIL PILRES 2014 : Dituding Pakai Hacker Korea, Jokowi: Korea atau Kroya?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joko Widodo (Jokowi). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO – Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) menanggapi santai tudingan hacker Korea dan Tiongkok dalam Pilpres 2014. Jokowi bahkan mengajak guyon ketika ditanyai soal rumor ini.

Sebelumnya, Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Yunus Yosfiah mengungkap alasan kenapa Prabowo Subianto menarik diri alias mundur dari proses Pilpres 2014. Salah satunya karena ada penggelembungan suara.

Advertisement

“Ada 37 hacker asal Korea dan Tiongkok yang memanipulasi sekitar 4 juta suara,” kata Yunus di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Para hacker itu, jelas Yunus, memanipulasi penggelembungan suara dari pemilih golongan putih atau golput di beberapa kecamatan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Mendengar tudingan tersebut, Jokowi malah tertawa. Ia mengaku heran dengan adanya tudingan kepada timnya yang memanfaatkan jasa hacker untuk memanipulasi hasil penghitungan KPU.

Advertisement

“Hahaha, Korea siapa? Hacker apa? Kok sampai ke Korea itu apa?” kata Jokowi seperti dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (26/7/2014). “Untuk apa pakai hacker? Korea lagi. Korea atau Kroya?” lanjutnya sambil tertawa.

Disangsikan Sejumlah Pihak

Namun tuduhan ini banyak disangsikan. Dilansir Liputan6.com,Rabu (24/7/2014), Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai dengan proses perhitungan KPU yang terbuka, kecil kemungkinan adanya penggelembungan suara dengan bantuan para peretas.

Advertisement

Menanggapi tudingan itu, perwakilan Kedutaan Besar(Kedubes) Korea Selatan Ryu Jeong-hyun dan Kim Hoil, mendatangi Rumah Polonia untuk memberikan klarifikasi. Dalam siaran pers yang diterima Detik, Rabu (23/7/2014), Ryu Jeong-Hyun menyatakan kekhawatiran atas berkembangnya pemberitaan yang terjadi belakangan ini.

Jeong-Hyun mengatakan bahwa pihak kedutaan telah melakukan klarifikasi langsung kepada Bareskrim Polri yang menyatakan tak ada satupun warga Korea yang ditahan berkaitan dengan kasus tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif