News
Jumat, 25 Juli 2014 - 23:31 WIB

KABINET JOKOWI-JK : Arbi Sanit: Kabinet Alternatif Usulan Rakyat Kesalahan Fatal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon presiden dan calon wakil presiden terpilih Joko Widodo (kiri) dan M. Jusuf Kalla melambaikan salam tiga jari seusai memberikan pidato kemenangan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (22/7/2014). Joko Widodo dalam sambutannya menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk bersatu kembali kepada Indonesia raya. (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat Politik Senior Arbi Sanit menilai kemunculan wacana Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR) yang digagas Jokowi Center merupakan kesalahan fatal (Baca: Inilah Calon Menteri Versi Kabinet Alternatif Usulan Rakyat).

“Ini sama saja menggambarkan bahwa Jokowi tidak bisa bermain dengan elit. Jika penyusunan itu ditetapkan berdasarkan partisipasi langsung, buat apa dia jadi presiden,” katanya, Jumat (25/7/2014).

Advertisement

Arbi Sanit mengatakan tidak wajar apabila Jokowi tetap menggunakan cara tersebut lantaran penyusunan kabinet bukan lagi permainan rakyat. Menurutnya, setelah pencoblosan usai, segala hal menyangkut pemerintahan dilakukan dengan kalangan elit. “Memang kelihatannya seperti demokratis, padahal ini kekacauan demokrasi. Bukan menertibkan demokrasi,” paparnya.

Arbi Sanit mengibaratkan apa yang dilakukan Jokowi seperti zaman Yunani yang tidak bisa membawa kesepakatan di kalangan elit. Sebelumnya calon presiden terpilih Jokowi mengajak masyarakat terlibat untuk menentukan siapa 34 calon menteri yang kompeten untuk pemerintahan ke depan.

Diberitakan sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) menggelar polling menteri yang bertujuan untuk meminta masukan publik mengenai pejabat negara yang cocok masuk dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK 2014-2019.

Advertisement

Polling bisa ditemukan pada laman http://www.jokowicenter.com/polling-menteri/ yang disusun oleh tim khusus yang bertugas menampung aspirasi masyarakat. Jokowi merahasiakan identitas tim dibalik penyusunan polling menteri tersebut agar tidak ada intervensi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif