Soloraya
Kamis, 24 Juli 2014 - 01:44 WIB

LEBARAN 2014 : H-4 Sampai H+4 Truk Dilarang Beroperasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan truk. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO–Volume kendaraan angkutan barang bertonase besar alias truk yang melintasi wilayah Kota Solo mengalami peningkatan tajam. Hal ini seiring larangan truk beroperasi atau melintas sejak H-4 hingga H+4 Lebaran mendatang.

Akibatnya terjadi kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan hingga mengalami antrean panjang. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (23/7/2014), mengatakan seluruh truk pengangkut barang tidak diperbolehkan beroperasi mulai H-4 hingga H+4 Lebaran. Diakuinya, jumlah truk yang melintas di Kota Solo dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan signifikan.

Advertisement

Menurutnya, kondisi ini mengakibatkan sejumlah ruas jalan menjadi macet. Kemacetan bahkan membuat antrean panjang seperti di kawasan Palang Joglo hingga Sumber. “Truk itu kan ngejar H-4 tidak boleh beroperasi. Jadi mereka yang lewat banyak sekali. Ditambah jembatan Comal rusak akibatnya truk yang datang makbyuk jadi satu,” tuturnya.

Diakuinya, angkutan barang bertonase besar yang semula dijadwalkan sudah tiba ke tempat tujuan masing-masing pada H-5, tertahan di perjalanan hingga mengalami keterlambatan. Termasuk truk yang hendak melakukan bongkar muat barang di Solo, menurut Yosca, kemungkinan baru tiba di Solo sekitar H-4 atau H-3. Hal ini menjadi persoalan tersendiri sebab beban lalu lintas musim mudik Lebaran sangat tinggi mulai hari-hari itu. Belum ditambah dengan angkutan barang yang seharusnya sudah berhenti beroperasi. Hal ini mengkibatkan kepadatan arus lalu lintas.

Dia menyebutkan volume kendaraan yang masuk dan melintasi Kota Solo mengalami kenaikan hingga 5%. Pada hari biasa jumlah kendaraan hanya sekitar 2,5 juta unit. Namun saat ini jumlah kendaraan yang melintas mencapai 3 juta hingga 3,5 juta unit per hari. Dia menyebutkan beban puncak arus mudik akan terjadi pada Sabtu-Minggu (26-27/7) mendatang. “Kami sudah menyiapkan petugas di titik-titik rawan macet. Kami juga pantau 35 CCTV,” ujarnya.

Advertisement

Kabid Lalu Lintas Dishubkominfo, Sri Baskoro menyebutkan ada 13 titik rawan macet di antaranya Bundaran Manahan, Stasiun Purwosari, viaduck Gilingan, simpang Gilingan, simpang Tirtonadi, kawasan Coyudan, simpang Dawung, Gladag Beteng, Sangkrah, Nonongan, Bunderan Baron, simpang Baron dan simpang Jongke.

Selain itu, dia menambahkan rawan macet terjadi di sembilan titik pusat perbelanjaan. Yakni Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, Beteng Plasa, Pasar Klewer, Pasar Singosaren, Pasar Legi, Pasar Nongko dan Pasar Gede. Kawasan tersebut, lanjutnya, rawan macet pada beban puncak arus mudik maupun balik. Penyumbang kemacetan tidak hanya berasal dari pemudik luar daerah, melainkan warga Solo yang memadati kawasan perbelanjaan.

“Seperti kawasan Coyudan itu macet bukan karena pemudik. Tapi warga yang memenuhi pusat perbelanjaan,” tuturnya.

Advertisement

Dia mengatakan telah menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi kemacetan pada beban puncak arus mudik maupun balik Lebaran. Rekayasa lalu lintas itu di antaranya menyiapkan kantong-kantong parkir, menyiapkan jalur alternatif serta membatasi kendaraan berat melintas di dalam kota. Di sisi lain, dia menambahkan akan memaksimalkan petugas untuk berjaga mengamankan lalu lintas. Pihaknya juga akan mengoptimalkan jalur-jalur alternatif di dalam kota untuk mengurai kemacetan. “Kami mengimbau pemudik untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi, tapi gunakan angkutan umum,” imbaunya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif