News
Kamis, 24 Juli 2014 - 14:55 WIB

HASIL PILPRES 2014 : 37 Hacker Korsel dan Tiongkok Dituding Gelembungkan Suara Pilpres, Mungkinkah?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hacking (google.img)

Solopos.com, JAKARTA – Ketua Tim Koalisi Merah Putih, Yunus Yosfiah sedang jadi perbincangan hangat usai menuding keterlibatkan puluhan hacker yang menggelembungkan suara. Pernyataan Yunus dianggap hampir mustahil oleh sejumlah pihak.

Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Yunus Yosfiah mengungkap alasan kenapa Prabowo Subianto menarik diri alias mundur dari proses Pilpres 2014. Salah satunya karena ada penggelembungan suara.

Advertisement

“Ada 37 hacker asal Korea dan Tiongkok yang memanipulasi sekitar 4 juta suara,” kata Yunus di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Para hacker itu, jelas Yunus, memanipulasi penggelembungan suara dari pemilih golongan putih atau golput di beberapa kecamatan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Advertisement

Para hacker itu, jelas Yunus, memanipulasi penggelembungan suara dari pemilih golongan putih atau golput di beberapa kecamatan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Namun tuduhan ini banyak disangsikan. Dilansir Liputan6.com, Rabu (24/7/2014), Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai dengan proses perhitungan KPU yang terbuka, kecil kemungkinan adanya penggelembungan suara dengan bantuan para peretas.

Apalagi, lanjut dia, perhitungan KPU dilakukan berdasarkan hasil suara di form C1 yang kemudian di-scan dan diunggah, sehingga dapat dicocokkan dengan hasil rekapitulasi suara.

Advertisement

Titi pun meminta kubu Prabowo-Hatta untuk membuktikan tuduhannya. Dia khawatir, isu ini bisa memprovokasi dan memicu kerusuhan di masyarakat.

Titi khawatir pernyataan Tim Prabowo akan memicu konflik horizontal. “Bisa memicu konflik horisontal di bawah. Ketimbang terus menyebarkan isu provokatif, lebih baik menempuh upaya hukum yang pasti. Kalau terus diprovokasi, bukan tak mungkin akan terjadi kerusuhan,” pungkas Titi.

Klarifikasi Kedubes Korea Selatan

Advertisement

Menanggapi tudingan itu, perwakilan Kedutaan Besar(Kedubes) Korea Selatan yaitu Ryu Jeong-hyun dan Kim Hoil, mendatangi Rumah Polonia untuk memberikan klarifikasi. Dalam siaran pers yang diterima Detik, Rabu (23/7/2014), Ryu Jeong-Hyun menyatakan kekhawatiran atas berkembangnya pemberitaan yang terjadi belakangan ini.

Jeong-Hyun mengatakan bahwa pihak kedutaan telah melakukan klarifikasi langsung kepada Bareskrim Polri yang menyatakan tak ada satupun warga Korea yang ditahan berkaitan dengan kasus tersebut.

“Kami telah mengecek secara langsung kepada pihak Bareskrim Polri, dan kami mendapatkan informasi bahwa tak ada satupun warga negara Korea yang ditahan. Kami berharap kasus ini jangan sampai mengganggu hubungan baik antara kedua negara. Warga Korea di Indonesia adalah salah satu warga negara asing yang terbanyak di Indonesia, warga Korea juga sangat bersimpati,” tutur Jeong Hyun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif