Teknologi
Kamis, 24 Juli 2014 - 05:13 WIB

HARI ANAK NASIONAL : Google Pajang Mainan Tradisional Indonesia, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Google Doodle Rabu, 23 Juli 2014 (google.com)

Solopos.com, SOLO – Jika Anda mengunjungi Google Rabu (23/7/2014) kemarin, Anda akan menemui salah satu mainan tradisional Indonesia dipajang di laman depan. Ya, Google Indonesia sedang merayakan Hari Anak Nasional dengan menjadikan dakon–peranti utama permainan congklak–sebagai ikon.

Google Doodle Rabu kemarin menempatkan mainan tradisional dakon itu di halaman depan. Google turut merayakan Hari Anak Nasional. Google seolah ingin berpesan agar anak Indonesia masih melestarikan budaya tradisional.

Advertisement

Pada Hari Anak Nasional tahun 2014 ini, tema yang diusung adalah Indonesia Satu Aksi, Stop Kekerasan Terhadap Anak. Jika ikon permainan tradisional Indonesia itu di-klik, maka Anda akan masuk di mesin pencari Google dengan kata kunci “Hari Anak Nasional”.

Catatan Wikipedia, seperti dikutip Solopos.com, Rabu (23/7/2014), congklak dengan dakon itu di Indonesia dikenal sebagai permainan tradisional populer. Alat permainan itu memiliki beragam nama di seluruh Indonesia, seperti dakon di Jawa, makaotan di Sulawesi, atau dentuman lamban di Lampung.

Di beberapa negara lain Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura, congklak dikenal dengan nama chongkak. Sementara di wilayah Asia Tenggara lainnya permainan serupa juga dikenal dengan nama sungka. Walau memiliki sebutan yang berbeda-beda, namun esensi permainannya sama. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Permainan menggunakan papan yang dinamakan dakon atau papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak.

Advertisement

Umumnya dakon atau papan congklak terbuat dari kayu atau plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua ujungnya. Setiap tujuh lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Seiring kemajuan jaman, kini permainan congklak sudah jarang dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Permainan di smartphone, tablet, atau konsol lebih sering diakrabi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif