Jogja
Selasa, 22 Juli 2014 - 01:31 WIB

Kulonprogo Punya 2 Produk Ekspor, Ini Peluang dan Kendalanya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gula semut produksi perajin Kulonprogo. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya mendorong dan meningkatkan nilai ekspor dari produk lokal.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (DisperindagESDM) Kulonprogo, Niken Probo Laras mengatakan produk ekspor lokal yakni kerajinan serat alam dan gula semut.

Advertisement

“Saat ini, hanya ada dua produk Kulonprogo yang sudah diekspor yakni gula semut dan serat alam. Namun demikian, produk yang diekspor melalui pihak ketiga, sehingga tidak berdampak pada peningkatan usaha,” kata Niken.

Ia mengatakan pihaknya telah membekali perajin terkait manajemen pemasaran hingga ekspor. Tetapi, pelaku usaha masih kesulitan modal dan jaringan di luar negeri.

Advertisement

Ia mengatakan pihaknya telah membekali perajin terkait manajemen pemasaran hingga ekspor. Tetapi, pelaku usaha masih kesulitan modal dan jaringan di luar negeri.

“Kemampuan finansial dan bisnis pengusaha lokal masih terbatas, sehingga sangat ketergantungan terhadap pihak ketiga untuk menjual produk mereka,” katanya.

Selain itu, lanjut Niken, pihaknya terus membantu perajin tas serat alam dari agel dalam memasarkan produknya ke pasaran seperti mengikutkan perajin dalam pameran produk baik yang skala nasional dan internasional.

Advertisement

Dia mengatakan DisperindagESDM juga menciptakan pangsa pasar baru kerajinan aneka tas dari bahan baku serat alat, khususnya agel.

“Kami mengintensifkan pendampingan dan terus memberikan motifasi kepada perajin anggel di Kulonprogo, khususnya Kecamatan Sentolo supaya terus membuat kerajinan tas dari serat alam. Kami sedang menggarap pembuatan pangsa pasar kerajinan serat alam,” kata Niken.

Ia mengatakan perajin sudah mulai meningkatkan kualiatas dan menciptakan inovasi terbaru yakni pembuatan kerajinan serat alam dipadu dengan kulit sintetis.

Advertisement

“Kita ketahui bersama, persaingan pasar bebas sudah mulai terasa. Kami berupaya mendapingi perajin supaya mau berinovasi dan membuat kerajinan yang memiliki harga jual tinggi,” kata dia.

Dia mengatakan DisperindagESDM memiliki pekerjaan rumah yakni bagaimana kerajinan serat alam cepat laku dipasaran, harga murah dan bisa tembus di hotel-hotel dan pasar internasional.

“Produk-produk unggulan Kulonprogo kalau kualitasnya bagus, dan mampu bersaing pasti penjualan cepat. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi DisperindagESDM yakni kerajinan berbahan agel. Bagaimana barang ini cepat laku dipasaran,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif