Entertainment
Sabtu, 19 Juli 2014 - 00:45 WIB

ALBUM BARU : Habib Asyhari Daur Ulang Serat Kuno Walisongo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Habib Asyhari (Faletehan-center.com)

Solopos.com, SOLO — Kondisi politik Indonesia yang memanas belakangan ini menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan, tak terkecuali pengasuh Majelis Faletehan, Habib Asyhari Adzomat Khon. Menjelang pengumuman hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, pemuka agama sekaligus budayawan asli Weru, Sukoharjo itu meluncurkan lagu religi Kidung Wahyu Kalaseba.

Lagu yang didaur ulang dari serat kuno Walisongo tersebut tergabung dalam album perdananya bertajuk Tembang Kanjeng Sunan. Album perdana Habib Asyhari memuat tujuh lagu lain, yakni Mustaghfirun, Ilir-ilir, Njojrog, Nyuwun Ngapuro, Eling Pati, Sholawat Nariyah, dan Gusti Kanjeng Nabi.

Advertisement

Pimpinan Produksi Tembang Kanjeng Sunan, Andi S.N.K., mengatakan Kidung Wahyu Kalaseba merupakan perwujudan doa tolak bala yang dikemas dalam lagu religi. “Entah kebetulan atau tidak, esensi yang terkandung dalam kitab Serat Sepuh Kanjen Sunan Walisongo cocok dengan kondisi Indonesia saat ini,” terang Andi, saat berbincang dengan wartawan di Wisma Seni Taman Budaya Surakarta (TBS), Solo, Kamis (17/7/2014).

Menurut lelaki yang juga dipercaya menjadi penata musik album religi ini, ide mendaur ulang serat kuno milik Walisongo tersebut dimulai pertengahan Februari 2014. “Awalnya kami ngobrol bersama Habib Asyhari yang punya koleksi serat kuno ini. Untuk merealisasikannya, kami konsultasi dulu ke Ki Manteb Soedarsono,” jelasnya.

Sebagai lagu religi yang diadaptasi dari kidung kuno, Habib Asyhari dan timnya juga melaksanakan sejumlah perubahan agar lebih kontekstual dengan kekinian. “Musiknya kami buat ringan tapi menenangkan. Untuk memberi sentuhan gamelan, kami menggandeng Danang Kalijagad [putra Ki Manteb Soedarsono]. Liriknya juga dibuat dengan bahasa yang gampang dimengerti,” urainya.

Advertisement

Tak sekadar menggarap album perdana, Habib Asyhari juga mempersiapkan klip video dengan menggandeng sutradara Mamank “Tse” Maryana. Penggarapan klip video yang dimulai pertengahan Mei 2014 tersebut mengambil lokasi di Juwangi, Boyolali, hingga Weru, Sukoharjo. “Konsep klip videonya saya tampilkan seperti zaman Walisongo. Kesan lawas saya tonjolkan di album ini. Di daerah yang belum tersentuh modernitas tersebut kita garap setting ala sunan,” imbuh Mamank.

Album Tembang Kanjeng Sunan sudah dirilis di pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 10.000 keping. Sepekan sejak diluncurkan, penjualan albumnya telah menembus 7.000 keping. Rencananya album tersebut dicetak hingga 40.000 keping.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif