News
Jumat, 18 Juli 2014 - 13:50 WIB

MALAYSIA AIRLINES JATUH : Australia dan Korea Selatan Sudah Hindari Ukraina Sejak Krisis Crimea

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Valentyn Ogirenko)

Solopos.com, SYDNEY — Beberapa maskapai penerbangan, termasuk Qantas Airways milik Australia dan dua maskapai Korea Selatan, telah mengalihkan rute penerbangan melalui wilayah udara Ukraina. Pengalihan rute sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu saat ketegangan antara Kiev dan pemberontak pro Rusia meningkat.

Maskapai-maskapai penerbangan itu mengambil tindakan jaga-jaga ekstra meski tidak ada larangan untuk terbang melintasi area tersebut dan beberapa maskapai lain masih tetap mengambil rute itu.

Advertisement

“Meski pengalihan rute membuat waktu dan biaya penerbangan bertambah, kami telah melakukan pengalihan rute demi keselamatan, dan hingga situasi Ukraina mereda kami akan terus mengalihkan rute untuk penerbangan kargo dari Brussels,” kata juru bicara Airasiana Airlines Inc, seperti dikutip Antara, Jumat (18/7/2014).

Sebuah pesawat Malaysia Airline System Bhd (MAS) jatuh di timur Ukraina pada Kamis, menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat, yang menurut Amerika Serikat diduga akibat tembakan rudal darat-ke-udara. Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, diduga pemberontak yang didukung Rusia bertanggung jawab atas serangan itu.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan setelah insiden itu, berdasar informasi yang ada saat ini diduga ruang udara yang dilalui pesawat itu tidak termasuk subjek larangan terbang.

Advertisement

Meski demikian, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan perintah larangan bagi pesawat AS untuk terbang di wilayah udara Crimea, Ukraina, dan wilayah-wilayah sekitar Laut Hitam dan Laut Azov. Perintah FAA tersebut berlaku hingga 27 April 2015.

“Sangat jelas mereka tidak seharusnya berada di dekat situ,” kata Geoff Dell, pakar keamanan dan penyelidikan kecelakaan pada CQ University di Australia mengenai penerbangan MH17.

“Ketika terjadi kerusuhan, perang sipil atau semacamnya, Anda ubah jalur penerbangan sehingga Anda tidak berada di dekat daerah itu,” kata Dell yang bekerja sebagai manajer keamanan senior untuk Qantas selama Perang Teluk pertama. “Tentu saja akibatnya pada biaya karena Anda harus terbang lebih jauh.”

Advertisement

Pihak Asiana Airlines mengatakan telah mengalihkan rute penerbangan kargo mingguan sekitar 150 km dari wilayah udara Ukraina pada 3 Maret di tengah memburuknya situasi geopolitik terkait semenanjung Crimea.

Korea Airlines Co Ltd juga mengalihkan penerbangannya pada saat yang sama. Qantas mengatakan mengalihkan jalur penerbangan London-Dubai yang melintasi Ukraina sekitar 740 km ke selatan beberapa bulan lalu. Cathay Pacific Airways Ltd mengatakan menyesuaikan rute penerbangannya beberapa waktu lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif