Soloraya
Kamis, 17 Juli 2014 - 07:15 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : 200 Hektare Lahan di Sragen Dicaplok

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah alat berat beroperasi meratakan lahan pertanian di Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Rabu (16/7/2014) siang. Lahan pertanian produktif dialihkan menjadi pabrik. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN--Proyek jalan tol Solo-Kertosono (Soker) mencaplok sekitar 200 hektare lahan pertanian di Kabupaten Sragen.

Namun hingga kini baru sebagian lahan yang sudah diratakan (digarap). Penjelasan tersebut disampaikan Kabid Produksi Padi, Palawija dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian (Dispertan) Sragen, Padiyono, ditemui solopos.com, Rabu (16/7/2014).

Advertisement

Lahan pertanian yang terkena proyek tol berada di Kecamatan Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan dan Gondang. “200 hektare lahan pertanian ini segera beralihfungsi ke non-pertanian. Saat ini sudah sampai Masaran,” kata dia.

Namun diperkirakan lahan pertanian tersebut akan dialihfungsikan seluruhnya tahun ini. Pasalnya pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan tol Soker ditargetkan rampung tahun ini. Setelah itu berlanjut penggarapan lahan.

Padiyono menyatakan penyusutan lahan pertanian 200 hektare akan berdampak pada penurunan produksi padi. Namun menurut dia angka penurunan produksi padi tidak akan signifikan. “Pastu turun tapi tidak signifikan,” tutur dia.

Advertisement

Dia menjelaskan penentuan target produksi padi tahun ini belum memasukkan aspek hilangnya 200 hektare lahan akibat proyek tol Soker. Namun menilik belum digarapnya semua lahan, Dispertan optimistis mencapai target.

Disinggung solopos.com tentang kemungkinan penurunan target produksi tahun 2015, Padiyono tidak membantah. Tapi menurut dia produksi padi masih bisa disiasati seperti dengan intensifikasi pertanian dan mengupayakan mutu tanaman.

Padiyono merinci luas tanam padi tahun 2014 direncanakan 98.593 hektare dengan luas panen 96.621 hektare. Sedangkan angka produksi per hektare lahan ditargetkan 60,85 kwintal. “Sejauh ini produksi padi masih baik,” klaim dia.

Advertisement

Sementara pengamatan solopos.com penyusutan lahan pertanian di Sragen tidak hanya terjadi untuk penyediaan lahan tol Soker. Di pinggir Jalan Sragen-Solo terdapat beberapa spot lahan pertanian yang dialihkan untuk lokasi pabrik.

Ditanya solopos.com tentang hal itu, Padiyono mengaku tidak mengetahui persis. Ketua DPRD Sragen, Sugiyamto meminta Pemkab Sragen mempertahakan predikat lumbung padi yang selama ini disematkan untuk Bumi Sukowati.
Caranya dengan mempertahankan luas lahan pertanian produktif yang ada saat ini. Tidak hanya itu, Pemkab diminta menjamin terselenggaranya kegiatan pertanian dengan baik. Kebutuhan petani seperti pupuk dan benih harus tersedia.

Sugiyamto juga berharap para penyuluh pertanian di bawah koordinasi Badan Penyuluh Pertanian (Bapeluh) Sragen dapat berperan sentral di tengah petani. “Para penyuluh pertanian harus bisa berperan lebih bagi petani,” harap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif