Soloraya
Kamis, 17 Juli 2014 - 06:15 WIB

HASIL PILPRES 2014 : Rekapitulasi KPU Boyolali Diwarnai Dugaan Penggelembungan Suara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penghitungan suara hasil pemilu (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, BOYOLALI–Rapat pleno terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pilpres 2014 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali di aula KPU setempat, Rabu (16/7/2014), diwarnai laporan dugaan penggelembungan suara di salah satu tempat pemungutan suara (TPS).

Sementara dari rekapitulasi yang dilakukan KPU Boyolali kemarin, pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) unggul dari pasangan capres-cawapres nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jokowi-JK meraih 457.914 suara atau sekitar 75,91 persen, sementara Prabowo-Hatta mendapatkan 145.353 suara atau 24,69 persen.

Advertisement

Dugaan tentang penggelembungan suara dilaporkan terjadi di TPS 9 Desa Penggung, Kecamatan Boyolali. Berdasarkan hasil rekapitulasi dan form C1 berhologram, tercatat Prabowo-Hatta memperoleh 62 suara dan Jokowi-JK memperoleh 224 suara, dengan jumlah suara sah mencapai 286 pemilih. Namun yang muncul dalam proses scan formulir 1 di KPU pusat, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 662 suara.

Terkait dugaan penggelembungan suara tersebut, ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Harjono, menilai kesalahan terjadi pada proses scan. Menurut dia, angka nol di paling depan deret tiga angka yang discan, terdapat coretan sehingga terlihat menjadi angka 6. Sehingga terkesan perolehan suara Prabowo-Hatta menjadi 662 suara. Siswadi menegaskan, terkait hal itu, pihaknya tetap berpatokan pada formulir C1 yang berhologram.

Advertisement

Terkait dugaan penggelembungan suara tersebut, ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Harjono, menilai kesalahan terjadi pada proses scan. Menurut dia, angka nol di paling depan deret tiga angka yang discan, terdapat coretan sehingga terlihat menjadi angka 6. Sehingga terkesan perolehan suara Prabowo-Hatta menjadi 662 suara. Siswadi menegaskan, terkait hal itu, pihaknya tetap berpatokan pada formulir C1 yang berhologram.

“persoalan ini sudah diluruskan dalam pleno rekapitulasi tingkat kabupaten,” ungkap Siswadi ketika diwawancarai wartawan seusai rapat pleno, Rabu.

Namun terkait persoalan itu, Siswadi menyatakan pihaknya juga akan melaporkan ke KPU pusat. Di sisi lain, pihaknya menjamin berita acara dari form C1 hingga formulir lainnya akurat berdasarkan formulir yang berhologram. Sehingga menurut dia, tidak ada rekayasa untuk Boyolali.

Advertisement

Menyikapi temuan tersebut, perwakilan Tim Pemenangan Jokowi-JK Boyolali, S. Paryanto, menilai perolehan suara Prabowo-Hatta sebanyak 662 suara di TPS 9 Desa Penggung tersebut tidak masuk akal, mengingat data rekapitulasi di TPS tersebut menyebutkan pasangan itu hanya mendapat 62 suara. Terkait itu, Paryanto menegaskan pihaknya akan melaporkan ke DPD maupun DPP agar mengawal hasil pleno rekapitulasi tingkat kabupaten tersebut sampai ke tingkat pusat.

“Tidak masuk akal, kami dapat 244 suara dan suara sah hanya 286 suara, masa mereka mendapat 662 suara. Yang pasti hasil pleno rekapitulasi ini kami jadikan patokan dan kami laporkan sampai ke pusat supaya dikawal terus,” tegas Paryanto.

Terkait hasil rapat pleno rekapitulasi tersebut, meskipun berlangsung lancar, Siswadi tidak menampik ada beberapa catatan yang diberikan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) setempat.

Advertisement

“Ya tadi ada beberapa catatan dari Panwaslu terhadap hasil rekapitulasi hari ini. Tapi sejauh ini, rapat pleno berjalan lancar,” katanya.

Hal itu dibenarkan ketua Panwaslu Boyolali, Taryono. Dicontohkan Taryono, pihaknya juga mempertanyakan tentang banyaknya jumlah pemilih dalam daftar pemilih khusus tambahan (DPKTB).

“Karena jumlahnya mencapai 3.958 pemilih. Kami sudah meminta kepada KPU untuk data tersebut, by name by address,” ungkap Taryono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif