News
Selasa, 15 Juli 2014 - 20:08 WIB

HASIL PILPRES 2014 : Pengamat: Koalisi Permanen Dipaksakan karena ada Wacana Golkar Belok Arah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JOGJA — Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Dwipayana, menilai deklarasi koalisi permanen partai politik pendukung kubu Prabowo-Hatta yang berlangsung di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Senin (14/7/2014) terkesan dipaksakan untuk mengejar tujuan politik jangka pendek.

“Dengan basis tujuan jangka pendek seperti itu, maka kepermanenan dari koalisi itu diragukan. Walaupun ada upaya untuk mencari-cari platform yang sama pada Pancasila,” kata Ari Dwipayana.

Advertisement

Namun, basis kesamaan platform ideologi dan kebijakan mereka sebenarnya belum jelas. “Akhirnya, koalisi ini hanya sebagai upaya memberi rasa aman dan nyaman bagi elite setelah tanggal 22 Juli,” kata Ari Dwipayana dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Kesan itu begitu tampak mengingat sebelum pemungutan suara Pilpres 2014 digelar, manuver koalisi permanen dilakukan untuk memperoleh insentif elektoral. Sementara setelah Pilpres 2014, koalisi permanen itu adalah sebagai respons dinamika internal di Partai Golkar.

Sebagaimana diketahui, saat ini di internal Partai Golkar sudah ada wacana belok arah koalisi seiring peluang kemenangan Jokowi-JK yang memang lebih besar melihat hasil quick count atau hitung cepat lembaga-lembaga survei kredibel.

Advertisement

“Hasil Pilpres akan berimplikasi pada menguatnya polarisasi internal yang sempat tertahan menjelang pilpres, terutama di tubuh PPP dan Golkar. Dengan polarisasi yang semakin menguat akan jadi titik kritis pada elite pengendali partai yang saat ini mengikatkan diri pada Koalisi Merah Putih,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ari Dwipayana berpendapat, keraguan pada masa depan Koalisi Merah Putih semakin kuat tatkala Partai Demokrat sama sekali tidak mengirim ketua umum dan sekjen seperti halnya partai lain.

“Ini menunjukkan Partai Demokrat tidak mau terlibat dalam manuver jangka pendek Partai Gerindra maupun Golkar. Sampai di sini Partai Demokrat mengirimkan sinyal yang berbeda dengan arus besar enam partai lain dalam Koalisi Merah Putih,” jelasnya.

Advertisement

Koalisi Merah Putih yang berisi Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014). Mereka mendeklarasikan koalisi permanen dari partai-partai yang mengusung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta). Dalam acara itu, juga dilakukan penandatanganan “Memorandum of Understanding” (MoU) atau nota kesepahaman sebagai bukti kekompakan Koalisi Merah Putih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif