News
Minggu, 13 Juli 2014 - 11:23 WIB

PILPRES 2014 : Ada Kejanggalan pada Scan C1

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rekapitulasi perhitungan suara (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, JOGJA-Tim informasi teknologi (IT) pemenangan Capres-Cawapres Jokowi-JK wilayah DIY menemukan adanya kejanggalan pada scan C1 yang sudah di-uplod di website KPU http://pilpres2014.kpu.go.id/c1.php. Kejanggalan itu berasal dari beberapa TPS di DIY yang salah dalam menuliskan angka.

Tim IT pemenangan Capres-Cawapres Jokowi-JK wilayah DIY, Benny Waluyo menjelaskan pihaknya menemukan lima TPS melakukan kesalahan tulis yang sudah dipindai ke website tersebut. Antara lain di TPS 1 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul yang tidak dituliskan jumlah perolehan suara pada capres nomor urut dua. Selanjutnya di TPS 6 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, kata dia, ada dugaan manipulasi jumlah suara salah satu capres.

Advertisement

“Tertulis capres nomor urut satu sebanyak 153 suara dan dua 146 suara totalnya 181 suara, kan tidak sesuai,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Sabtu (12/7/2014).

Ia menambahkan di TPS 6 Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, jumlah suara salah yakni capres nomor urut satu tertulis 153 suara dan nomor urut dua 88 suara tapi ditotal 246 suara dengan lima suara sah. Masih di Tirtonirmolo kesalahan juga terjadi di TPS 16 yang tidak dituliskan peroleh suara capres. Di Kota Jogja, kejanggalan juga ditemukan di TPS 7 Baciro, Gondokusuman yaitu kesalahan jumlah suara, capres nomor urut satu 97
suara dan nomor urut kedua 193 suara, total tertulis 270 suara.

“Lima itu di antaranya kesalahan yang kami temukan di website KPU. Untuk Sleman dan Gunungkidul serta Kulonprogo masih dalam proses pemantauan,” ungkapnya.

Advertisement

Secara terpisah, anggota Panwascam Kasihan, Bantul, Tertiana Kriswahyuni, mengaku heran dengan adanya kesalahan di scan yang sudah di-upload di website KPU. Dia mengaku, data rekapitulasi C1 yang dibawanya sudah benar dan valid, tidak seperti yang di-uplod di website.

“Saya sudah membuka website-nya dan setelah saya cocokkan dengan C-1 asli yang saya pegang, saya juga heran datanya kok tidak sesuai. Hard
copy yang saya bawa ini yang valid karena sudah diplenokan kemarin di hadapan saksi, PPL dan audiens dan datanya tidak seperti yang di-upload,”
terangnya. Karena itu yang menjadi patokan dalam penghitungan adalah hard copy yang sudah diplenokan.

“IT itu sekarang canggih ya, bisa diubah ada eraser dan lain sebagainya. Scan juga bisa berubah kalau miring sedikit. Makanya harus hard copy yang jadi patokan bukan yang di-scan,” imbuhnya.

Advertisement

Terkait adanya pemberitahuan kesalahan tersebut Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan berterima kasih dan akan menjadi masukan. Kendati demikian tim pemenangan dari kedua capres cawapres tidak perlu khawatir karena scan C1 yang ada di website KPU tersebut tidak dijadikan referensi dalam penghitungan suara. KPU akan menggunakan referensi manual yakni rekapitulasi C1 yang sudah ditempeli stiker hologram.

“Perlu kami sampaikan bahwa data C1 yang ada di web itu tidak untuk penghitungan. Kalau yang penghitungan kami tetap berdasarkan pada rekap C1 berhologram dan datanya lebih valid. Kami berterima kasih atas masukannya karena dengan tanggap seperti ini kami bisa melakukan pengecekan,” terangnya melalui sambungan telepon.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif