News
Minggu, 13 Juli 2014 - 17:41 WIB

LEBARAN 2014 : Awas! Jalur Tengkorak Solo-Sragen Minim Penerangan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jalan Raya Solo-Sragen (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah warga yang tinggal di sepanjang jalan raya Solo-Sragen mengeluhkan tak berfungsinya penerangan jalan umum (PJU) tepatnya di daerah Sroyo, Jaten, hingga Kebakkramat. Pasalnya jalur tersebut adalah jalur tengkorak, atau sering menjadi lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut warga sekitar, PJU itu telah terpasang hampir dua tahun yang lalu. Namun, hingga saat ini tak kunjung dioperasikan. Warga Pulosari, Kebakkramat, Janadi, 46, mengungkapkan pengendara jalan semakin leluasa melaju dengan cepat lantaran jalan terbagi menjadi empat lajur. Kecepatan laju kendaraan, sambung dia, didukung kondisi jalan yang gelap sering menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Advertisement

“Setelah jalan dilebarkan, justru pengendara makin mengebut. Dalam satu pekan saja kecelakaan bisa terjadi dua hingga tiga kali, yang tidak jarang menelan korban jiwa,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (13/7/2014).

Meskipun penerangan menjadi faktor penyebab kecelakaan ke sekian, ia berharap pemerintah segera memfungsikan PJU tersebut. Jika tak segera difungsikan, Janadi khawatir volume kendaraan yang makin meningkat menambah daftar kecelakaan di ruas jalan tersebut.

“Apalagi ruas jalan Solo-Sragen daerah Jaten dan Kebakkramat ini adalah daerah industri. Setiap bubaran pabrik selalu ramai, ditambah pengendara yang melintas. Hal ini semakin membahayakan,” imbuhnya.

Advertisement

Senada, pemilik bengkel di tepi jalan tersebut, Ratman, 50, mengatakan pemasangan lampu PJU itu dilakukan tak lama setelah proyek pelebaran jalan tersebut selesai. PJU itu terpasang berderet di marka jalan yang memisahkan dua lajur jalan.

“Bus besar yang melintas saat malam hari pernah menyerempet warga hingga jatuh, tapi tidak berhenti. Kemungkinan karena gelap sehingga sopir tidak melihat, atau memang sengaja tidak berhenti,” kata dia. Ketidaksengajaan atau kesengajaan perilaku awak bus itu, lanjutnya, dapat diketahui warga apabila PJU tersebut difungsikan.

Warga lain, Joyo Santoso, 45, meminta pihak yang berwenang untuk menambah jumlah rambu di kawasan itu. Selain rambu penunjuk jalan, ia meminta pemasangan warning light di sejumlah titik rawan kecelakaan.

Advertisement

“Misalnya di sambungan pelebaran jalan, maupun di pecahan marka yang digunakan untuk berbalik arah. Sehingga pengendara dapat mewaspadai kendaraan yang tiba-tiba menyeberang, atau berbalik arah,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif