Soloraya
Sabtu, 12 Juli 2014 - 19:46 WIB

HOTEL DI SOLO : Warga Mangkubumen Solo Tolak Pengembangan Rumah Turi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Turisari RT 03, RT 04, RW X dan RT 04, RW XI, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo berkumpul di bawah spanduk penolakan pengembangan hotel Rumah Turi di lingkungan setempat, Sabtu (12/7/2014). (Arief Fajar S/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO-Warga Turisari yang masuk wilayah RT 03, RT 04, RW X dan RT 04, RW XI, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo menolak pengembangan Rumah Turi, hotel yang ada di lingkungan setempat.

Penolakan tersebut ditandai dengan pemasangan spanduk bertuliskan, Kami Warga Turisari RT 03, 04 RW X RT04 RW XI Menolak Kelanjutan Pembangunan Hotel/Rumah Turi, di jalan masuk hotel dan di bagian belakang dekat lokasi pengembangan hotel tersebut, Sabtu (12/7/2014).

Advertisement

Menurut Heru, warga RT 03, RW X bangunan yang ada di belakang hotel rencananya hanya untuk kos-kosan, namun warga tidak merasa diajak rembugan.

Pengembangan Rumah Turi
“Dalam perkembangannya, warga menegarai jika bangunan itu akan disambungkan ke bagian depan [hotel] atau merupakan pengembangan hotel tersebut,” terang Heru didampingi sejumlah warga sekitar Hotel Rumah Turi, Sabtu.

Warga tahu jika bangunan itu sebagai pengembangan hotel, tambah Taufik, warga RT 04, RW XI, setelah ada kejadian truk bermauatan material menabrak pagar rumah warga dan menjebolkan sanitasi di perempatan kampung.

Advertisement

“Sebenarnya kami sudah mengajukan penolakan tiga tahun lalu, namun Minggu [6/7], ada beberapa warga yang diajak bertemu oleh pihak hotel dan dikasih uang saku. Kami menduga itu agar pembangunan hotel bisa dilanjutkan,” tuturnya.

Dikatakan warga lainnya, Wiwin, warga tidak menuntut kompensasi dengan menolak pembangunan hotel tersebut. Namun warga menolak karena mengingat dampak dari keberadaan hotel tersebut nantinya.

Hal itu juga dibenarkan, Edy, warga setempat yang mengaku lingkungan sosial akan terganggu. Apalagi jika disalahgunakan untuk tempat esek-esek. “Warga meminta izin hotel Rumah Turi ditinjau kembali,” tegasnya.

Advertisement

Sementara Ketua RW X, Darto Wiyono, 63, mengaku mengetahui adanya penolakan warga karena tidak ada musyawarah namun tiba-tiba ada surat yang menyebutkan warga sudah diajak musyawarah untuk pembangunan itu.

“Keberatan warga karena selain tidak merasa diajak musyawarah juga khawatir akan dampak sosialnya,” jelasnya.

Terpisah pengelola Rumah Turi, Yuli mengaku tidak mengetahui ada aksi warga menolak pembangunan hotel. Karena tidak ada warga yang datang ke hotel. Selain itu belum ada pembangunan lagi. “Kalau hotelnya sudah lama beroperasi,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif