News
Jumat, 11 Juli 2014 - 03:15 WIB

HASIL PILPRES 2014 : Peneliti Ingatkan Kemungkinan Beda Metodologi Survei

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com,JAKARTA – Sejumlah peneliti memandang ada masalah pada metodologi dengan mencoloknya perbedaan hasil sejumlah lembaga survei yang melakukan penghitungan cepat (quick count) perolehan suara capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan jika metodologi lembaga survei semua sama maka tidak mungkin didapatkan hasil yang jauh berbeda dengan hasil lembaga survei lainnya. Lembaga survei yang diklaim Adjie dominan adalah lembaga-lembaga survei yang menyebutkan Jokowi-Jk unggul dengan rentang 5% di atas Prabowo-Hatta.

Advertisement

“Saya melihat aneh, tidak mungkin berbeda dengan selisih lebih 5 persen. Kalau ada lembaga yang selisihnya sangat beda, pasti ada pertanyaan dari sisi metode mungkin ada yang salah. Atau integritasnya dipertanyakan,” katanya saat ditemui wartawan di Hotel Atlet Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Pada kubu yang sama, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi juga mengatakan hal senada. “Tujuan utama quick count itu sebagai alat kontrol supaya gak terjadi kecurangan. Misalnya kalau terjadi perbedaan pada hasil rekapitulasi nasional, saya berani bilang KPU yang salah,” katanya.

Itu pasalnya, Burhanudin menuding perbedaan yang dipublikasikan empat lembaga survei di luar kubunya patut dipertanyakan. Sementara itu, Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Hasbi mengkhawatirkan adanya pangsa pasar dari quick count yang disebutnya sebagai quick count hitam yang memang bertujuan untuk membentuk opini publik.

Advertisement

“Kalau ini dibiarkan, akan ada pangsa pasar dari quick count hitam, dari survei hitam. Maksudnya, kalo ini tidak dibereskan tahun ini, akan semakin banyak yang bermunculan. Karena orang ingin ada memanfaatkan momen, quick count itu membentuk opini public,”katanya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Nico Harjanto mengatakan akan mengaudit lembaga survei yang bernanung dibawah Persepi dan melakukan quick count, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research and Consulting, Cyrus Network, Populi Center, Jaringan Suara Indonesia dan Puskaptis.

Audit tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan lembaga survei dalam menyajikan hasil quick count yang telah membingungkan masyarakat. Tercatat, ada empat institusi yang menyatakan Prabowo-Hatta unggul dalam pemilu presiden 2014 ini, yaitu Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.

Advertisement

Sementara itu, tujuh institusi lainnya menyatakan Jokowi-JK adalah pemenang Pilpres 2014. Ketujuh institusi pro-Jokowi-Kalla itu antara lain Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS-Cyrus, Radio Republik Indonesia, dan Saiful Mujani Research and Consulting.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif