Soloraya
Kamis, 10 Juli 2014 - 13:14 WIB

HASIL PILPRES 2014 : Ini Alasan Jokowi Menang Mutlak di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SOLO–Perolehan suara pemilihan presiden 2014 menunjukkan pemilih Solo cenderung memilih berdasarkan tokoh, bukan preferensi partai politik.

Data yang diperoleh solopos.com dari penghitungan suara Panwaslu Solo menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul mutlak di seluruh kelurahan di Solo.

Advertisement

Presentase perolehan suara terbesar pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di tingkat kelurahan hanya mentok pada kisaran 35%. Suara tersebut diraih Prabowo-Hatta di Kelurahan Pasar Kliwon (35,29%) dan Kelurahan Kauman (33,47%).

Dominasi Jokowi-JK juga terdata pada daerah pemilihan yang menyumbangkan suara besar bagi partai pengusung Prabowo-Hatta pada pemilu legislatif.

Pada pilpres kali ini Prabowo-Hatta didukung oleh Gerindra, PKS, Golkar, PAN, PPP, PBB dan Demokrat yang bergabung belakangan. Sedangkan Jokowi-JK diusung oleh PDI-P, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI.

Advertisement

Jokowi-JK meraup 86,01% suara di Dapil III Kota Solo atau Banjarsari B, padahal dalam pileg Mei lalu partai pengusung Prabowo-Hatta memperoleh 41,48% suara di daerah yang meliputi Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Nusukan tersebut.

Pada tingkat kota, pasangan Jokowi-JK memperoleh 284.228 suara atau 85,07% dari total suara sah di kota Solo.

Prabowo-Hatta hanya mampu meraih 49.891 suara (14,93%), sangat merosot jika dibandingkan dengan perolehan suara partai pendukungnya pada pileg yang mencapai 113.009 atau 38,04% dari total suara sah.

Advertisement

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Solo Aidul Fitri mengatakan perolehan suara pada 9 Juli kemarin menggambarkan pentingnya kekuatan figur dalam pemilihan presiden.

Mesin partai politik pengusung Prabowo-Hatta, nilainya, tidak bisa berbuat terlalu banyak menghadapi kekuatan figur Joko Widodo sebagai putra daerah Solo.

Kedekatan penduduk Solo dengan Jokowi membuat mesin PDI-P sebagai partai dominan di Solo bisa bekerja lebih solid pada Pilpres 2014 dibandingkan pada Pilpres 2009.

Pada saat itu, pasangan SBY-Boediono mampu mengalahkan perolehan suara pasangan Megawati-Prabowo yang diusung oleh PDI-P.

“Kalau untuk 2009 preferensi pemilih itu nasional. Tahun ini, untuk Solo menjadi sangat tradisional. Jokowi dipandang menjadi representasi Solo,” kata Aidul ketika dihubungi

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif