Jogja
Rabu, 9 Juli 2014 - 21:40 WIB

PILPRES 2014 : TPS Unik di Jogja, Petugas Berpakaian Prajurit dan Bermain Musik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bregada (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Melihat petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang mengenakan seragam prajurit Jawa, mungkin akan terdengar biasa saja di telinga warga kota Jogja. Namun, bagaimana kalau sambil bertugas, para petugas TPS yang berseragam prajurit itu bermain musik? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Uli Febriarni.

Hari memang masih pagi, sembari menunggu para pencoblos, beberapa petugas TPS yang mengenakan seragam bergodo Purbonegoro di TPS 15 Terban, Gondokusuman, menjalankan tugas masing-masing.

Advertisement

Ada yang menyiapkan administrasi, menjaga bilik, melayani pemilih yang ingin mencelupkan jemarinya ke dalam tinta. Beberapa yang lain, berlatih memainkan alat musik.

“Kami ingin mengangkat budaya Jogja. Sebenarnya rasanya biasa saja, bertugas di TPS Pemilu Presiden 2014 dengan seragam prajurit, ini bentuk kesadaran atas budaya Jogja, tak ada rasa terpaksa, sebenarnya Pemilihan Umum Legislatif 2014 kemarin juga pakai ini,” ujar Bambang Sudarmanto, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 15, Rabu (9/7/2014).

Tak hanya petugas laki-laki. Petugas perempuan juga mengenakan seragam yang senada. Bedanya, jika ‘prajurit’ laki-laki tadi mengenakan surjan biru tua, batik Jogja, kaos kaki panjang, dan celana selutut, prajurit ‘perempuan’ mengenakan baju berbahan brokat.

Advertisement

“Ini cara kami untuk menarik pencoblos, terutama anak muda. Banyak mahasiswa dan anak dari luar Jogja, berada di Jogja, jadi ini salah satu cara yang kami tempuh untuk memerkenalkan ciri khas Jogja, supaya mereka mencintai budaya,” tutur Anwar Sanusi, ketua KPPS 15, dalam kesempatan yang sama.

Bergodo sendiri terbagi dari lima komponen tugas. Ada yang memegang senapan, tombak, panji, pedang dan alat musik. Bergodo Purbonegoro di TPS Terban, menghadirkan bergodo dengan tombak, panji, dan musik.

Ia mengisahkan, di masa lampau, hanyalah prajurit lingkungan keraton Ngayogyakarta yang diizinkan mengenakan seragam keprajuritan. Namun kini, seiring waktu, siapapun warga Jogja, yang ingin mengenakan seragam keprajuritan keraton, diperbolehkan.

Advertisement

“Makanya sekarang saya amat mendukung penggunaan seragam keprajuritan dalam penyelenggaraan Pilpres 2014 ini, kami juga memainkan musik. ‘Prajurit’ kami bagi-bagi, ada yang bertugas di TPS, ada yang memainkan musik. Yang muda-muda yang memainkan musik, supaya mereka semakin mencintai budaya. Kami yang tua di ruangan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif