Solopos.com, JAKARTA — Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) bakal benar-benar bertarung dalam pemungutan suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, Rabu (9/7/2014) ini. Keduanya dianggap masing-masing pendukungnya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Namun, tak demikian halnya di mata pengamat politik.
Prabowo yang berlatarbelakang militer dianggap para pengagumnya memiliki sikap tegas dan penuh wibawa, sementara Jokowi yang berlatarbelakang sipil dinilai pendukungnya lebih supel, apa adanya, dan merakyat. Namun di mata Direktur Eksekutif Charta Poliotika, Yunarto Wijaya, kedua capres itu memiliki kesamaan.
Mereka, kata Yunarto Wijaya, adalah sama-sama merupakan antitesa dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Prabowo dianggap sebagai jenderal yang berani maju. Ketika SBY dianggap mencla-mencle, Prabowo dianggap berani dan tegas,” kata Yunarto di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Sama halnya dengan Prabowo, sambungnya, Jokowi juga dianggap sebagai antitesa SBY, namun dalam kacamata berbeda, yakni jika dilihat dari sifat kesederhanaan yang melekat pada Jokowi. “Jokowi ini hadir sebagai orang yang sederhana dan tidak berjarak, dan dari kacamata lain ini dilihat sebagai antitesa lain,” ujarnya.