News
Rabu, 9 Juli 2014 - 06:45 WIB

PILPRES 2014 : Parpol Bertanggung Jawab Wujudkan Pemilu Damai

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi situasi Kota Solo pascagagalnya Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum MPR 1999 (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Partai politik (parpol) harus menjadi garda terdepan dalam rangka mewujudkan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 berlangsung secara damai, aman, jujur, adil dan berkualitas. Demikian dituturkan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.

Siti Zuhro menegaskan parpol pengusung kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden harus bertanggung jawab apakah mendorong masyarakat kepada hal positif atau negatif. Selain itu, kesiapan penyelenggara pemilu baik Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, aparat penegak hukum TNI/Polri sampai dengan Panitia Pemungutan Suara di tingkat tempat pemungutan suara diminta berperan serta menjaga situasi tetap kondusif.

Advertisement

“Menurut saya antisipasi Pilpres adalah kesiapan KPU dengan semua jajarannya, bawaslu sebagai pencegah dan pro aktif dari parpol tidak kalah penting. Sebagai pendukung di garda terdepan parpol harus ikut bertanggung jawab menyukseskan pilpres,” katanya saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (8/7/2014).

Ia percaya bahwa KPU akan mempertaruhkan semua kemampuannya agar Pilpres head to head yang diikuti pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla berjalan dengan demokratis sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

Tidak kalah pentingnya, lanjut Zuhro, media massa berperan sentral dalam menciptakan suasana Pilpres yang sejuk aman dan damai melalui informasi yang menjernihkan. Bukan tidak mungkin dengan munculnya berita menyudutkan pasangan tertentu bakal memicu kericuhan ketika pelaksanaan Pilpres 2014.

Advertisement

Masyarakat saat ini sudah lelah dengan jejalan informasi yang keterusan memompa kecurigaan dan rumor politik antar kubu pendukung capres. Hal itu membuat penyelenggaraan pemilu semakin membebani sehingga menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat sendiri mengalihkan kepada persoalan yang benar.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif