News
Senin, 7 Juli 2014 - 18:10 WIB

PILRES 2014 : LSI: Pemilih Demokrat ke Jokowi-JK, Hanura Cenderung Ke Prabowo-Hatta

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com,JAKARTA — Bergabungnya Partai Demokrat ke kubu Prabowo-Hatta ternyata tak membuat pemilih Demokrat di tingkat grassroot melabuhkan pilihannya pada capres-cawapres nomor urut 1 tersebut.

Berdasarkan temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pemilih partai Demokrat yang akan mendukung Jokowi-JK pada Pilpres 2014 mencapai 51,93%, sedangkan yang memutuskan untuk memlih Prabowo-Hatta sebesar 46%.

Advertisement

“Keputusan elite tidak selalu selaras dengan keinginan pemilih di tingkat grassroot, meskipun Demokrat telah resmi mendukung Prabowo-Hatta “kata peneliti LSI, Fitri Hari, di kantor LSI, Jakarta, (7/7/2014).

Sementara itu, hasil lainnya menemukan bahwa pemilih Hanura juga tidak dominan untuk mendukung sesuai keputusan partainya. Sebanyak 54,80% pemilih Hanura memutuskan untuk mendukung Prabowo-Hatta, hanya 34,46% yang memilih Jokowi-JK.

“Sama halnya, koalisi elit tidak sama dengan pilihan grassroot. Analisa kami, karena kesamaan akar dari Gerindra dan Hanura yang berasal dari Golkar. Selain itu, latar belakang militer dari kedua tokoh utamanya. Tidak mengherankan Partai Hanura mengalihkan ke Prabowo-Hatta,”jelasnya.

Advertisement

Hasil pada mesin partai lainnya, menunjukkan selaras dengan yang diputuskan oleh elite. Jokowi-JK hanya kalah dari Prabowo-Hatta di segmen pemilih Partai Hanura, sedangkan koalisi Prabowo-Hatta tidak didukung oleh mayoritas pemilih Partai Demokrat.

Survei yang dilakukan pada 2-5 Juli 2014 tersebut menemukan bahwa Jokowi-JK masih mengunguli Prabowo-Hatta dengan selisih 3,6%. Jokowi-JK memperoleh 47,80%, sedangkan Prabowo-Hatta meraih 44,20%.

Survei nasional ini menggunakan metode tatap muka menggunakan kuesioner dengan melibatkan 2400 responden di seluruh Indonesia. Adapun, survei ini dilengkapi riset kualitatif berupa focus group discussion, in depth interview, dan media analisis dengan margin of error hingga 2%.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif