Soloraya
Minggu, 6 Juli 2014 - 12:12 WIB

MUDIK LEBARAN 2014 : Waspadai Mbah Ruwet, Geneng, dan Taji!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perlintasan rel tak berpalang (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN—Sejumlah perlintasan kereta api (KA) tak berpalang pintu diwaspadai jelang arus mudik tahun 2014. Anggota linmas bakal dikerahkan untuk mengurangi potensi kecelakaan di wilayah tersebut.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (5/7/2014), sebanyak 25 dari 58 perlintasan di Kabupaten Klaten tidak berpalang pintu maupun dijaga petugas. Kondisi ini kontan rawan kecelakaan mengingat volume kendaraan bakal meningkat jelang arus mudik.

Advertisement

Menurut Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo (Dishubkominfo) Klaten, Jaka Sawaldi, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pengamanan perlintasan tak berpalang selama arus mudik Lebaran. Pihaknya telah meminta linmas agar ikut mengamankan wilayah tersebut pada H-7 hingga H+7 Lebaran. “Untuk kenyamanan arus mudik, kami meminta linmas maupun Satpol PP menjaga palang kereta api,” ujarnya.

Pihaknya mewaspadai sejumlah perlintasan tak berpalang pintu yang kerap memakan korban jiwa. Pantauan Solopos.com perlintasan seperti Mbah Ruwet, Geneng, Klongkangan, dan Taji Prambanan perlu perhatian ekstra.

Sejumlah perlintasan tersebut terbukti telah memakan banyak korban jiwa. Pada 2009, perlintasan Mbah Ruwet yang berada di Desa Pokak, Ceper, menjadi saksi kecelakaan maut yang menewaskan 15 warga. Sementara itu, kecelakaan di perlintasan Taji Prambanan baru-baru ini menewaskan seorang warga Jogja.

Advertisement

“Sejumlah perlintasan yang kerap menelan korban jiwa perlu diwaspadai. Khusus Mbah Ruwet, kami memberlakukan penjagaan tiga sif,” tuturnya.

Pengadaan Palang Perlintasan

Lebih jauh, Dishubkominfo mengaku sudah mengusulkan pengadaan palang pintu perlintasan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, upaya itu mentah lantaran jarak perlintasan KA tidak berpalang terlalu dekat dengan perlintasan yang sudah berpalang. PT KAI juga berdalih penutupan perlintasan KA tak berpalang merupakan kewenangan Pemkab.

Advertisement

Sementara itu, warga Mojayan, Topo, 44, meminta perlintasan tak berpalang di wilayahnya turut diberi perhatian. Menurutnya, perlintasan yang hanya dapat dilewati kendaraan roda dua itu cukup ramai dilewati.

Topo mengatakan perlintasan itu merupakan jalur potong kompas warga Trucuk maupun Cawas yang hendak ke kota. “Mendekati mudik pasti semakin ramai. Jangan sampai perlintasan ini memakan korban lagi.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif