Lifestyle
Jumat, 4 Juli 2014 - 16:10 WIB

KULINER RAMADAN : Manisnya Kurma Berbalut Cokelat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Coklat kurma isi keju (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Setiap kali Ramadan tiba, hampir setiap tempat bisa kita jumpai orang yang menjual buah kurma. Berbagai jenis kurma pun dijajakan, mulai dari kurma mesir, kurma ajwah, kurma saidi dan sebagainya. Masing-masing kurma tersebut memiliki kekhasan tersendiri sehingga memiliki cita rasa yang berbeda-beda.

Biasanya kurma-kurma itu dimakan sebagai santapan saat berbuka puasa maupun saat sahur. Selain mengandung glukosa atau zat gula yang tinggi, kurma juga memiliki tekstur daging yang tidak dimiliki oleh buah lain. Beberapa orang pun mengkreasi berbagai jenis kurma tersebut menjadi camilan lain yang sangat cocok sebagai parsel maupun makanan saat Lebaran.

Advertisement

Salah satu produsen camilan yang memakai bahan dasar kurma adalah lapak Solo Ngemil milik Toetoet. Perempuan yang tinggal di Perumahan Grogol Indah, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, ini sejak setahun yang lalu memproduksi cokelat kurma setiap kali Ramadan tiba.

Ada dua jenis cokelat kurma yang dia buat, yakni cokelat kurma isi keju dan cokelat kurma isi kacang mete. Cokelat kurma bikinan Toetoet ini sangat empuk ketika digigit karena dia menggunakan kurma yang berkualitas. Dia tidak mau tanggung dalam membuat sajian Ramadan tersebut.

Advertisement

Ada dua jenis cokelat kurma yang dia buat, yakni cokelat kurma isi keju dan cokelat kurma isi kacang mete. Cokelat kurma bikinan Toetoet ini sangat empuk ketika digigit karena dia menggunakan kurma yang berkualitas. Dia tidak mau tanggung dalam membuat sajian Ramadan tersebut.

Untuk membuat cokelat kurma itu, sambung dia, cukup mudah. Kurma yang masih bersih dibuang bijinya, lalu biji tersebut diganti dengan isian berupa keju atau kacang mete. Setelah itu kurma tersebut dilumuri dengan cokelat hitam. Setelah agak padat, kemudian dihiasi dengan cokelat putih maupun butiran coklat padat.

“Saya memang membuat cokelat kurma ini saat Ramadan saja. Di luar Ramadan saya tidak memproduksi karena saya juga punya kewajiban untuk kerja,” ujar Toetoet yang juga berstatus sebagai PNS di Sukoharjo ini, Kamis (3/7/2014).

Advertisement

“Para pelanggan yang offline juga ada yang meminta dibuatkan dengan kemasan parsel,” ujar dia. Dia menjelaskan, sebetulnya ada beberapa orang yang secara online memesan kepadanya untuk dibuatkan cokelat kurma. Namun dia tidak melayani alias menolak karena selama ini dia masih belum fokus untuk berjualan camilan tersebut.

Beda lagi dengan toko kue Lezati yang berada di Jl Cilosari No 33, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Di toko ini antara lain menjual cake yang berbahan dari kurma. Pemilik toko Lezati, Rabiah Al Adawiyah, mengatakan pihaknya juga menjual cake tersebut secara online.

Di rumahnya di Semanggi dia jsebetulnya juga mendisplay cake bikinannya. Namun cake yang didisplay di toko tidak terlalu banyak.

Advertisement

“Mayoritas cake yang saya buat adalah dari pesanan secara online dan pesanan dari beberapa pelanggan di Solo,” ujar Rabiah Al Adawiyah yang akrab disapa Vida ini, Rabu (2/7/2914).

Selama ini dia fokus untuk membuat cake dari bahan aneka buah. Salah satunya yakni buah kurma. Khusus untuk cake kurma, imbuh Vida, hanya dibuat khusus saat Ramadan. Dia juga baru membuat cake ketika ada orang yang pesan, sehingga para pelangganya bisa menikmati cake dalam kondisi masih fresh.

Menurut Vida, setiap kali Ramadan cake kurma memang selalu menjadi tren dan banyak diminati banyak orang. Vida juga membuat cake dalam dua jenis, yakni cake kurma kukus dan panggang atau oven. Dia juga menambahkan aroma cinamon atau kayu manis, lalu ditaburi cokelat, choco chip dan kacang kenari. Untuk satu cake kurma ukuran 22 cm x 7 cm dihargai Rp65.000-Rp70.000.

Advertisement

Vida mengatakan, meskipun cake buatannya sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet, namun cake tersebut bisa bertahan hingga 3-5 hari untuk cake panggang. Sedangkan untuk cake kukus bisa mencapai dua hari.

“Orang yang sakit gula pun tak masalah kalau makan cake buatan saya, karena pelanggan bisa meminta gulanya yang rendah kalori,” papar Vida.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif