SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Kelik Taryono)
Harianjogja.com, SLEMAN-Pedagang daging sapi di Sleman mengaku cukup dicemaskan dengan temuan bangkai daging sapi di Gunung Kidul yang hendak dijual ke Bantul. Ada kekhawatiran kejadian itu akan mencoreng nama pedagang daging sapi lain yang selama ini bertindak jujur.
“Ini yang ketahuan digagalkan hanya satu, yang lain kita tidak tahu,” kata Siti Mulyani, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Stan, Maguwoharjo, Depok, ditemui Senin (30/6/2014) pagi. Namun sejauh ini dia masih optimis pelanggannya tidak akan pergi dan masih percaya dengan kualitas daging yang dia tawarkan.
Siti sendiri mengaku tidak tahu bagaimana ciri daging dari bangkai sapi. Dia berpikir barangkali tekstur daging tersebut akan jadi lengket jika sudah dijual lebih siang.
“Kalau daging glonggongan saya paham. Itu kan terlalu basah, jadi kalau digantung begitu saja airnya menetes,” kata Siti menjelaskan.
Diungkapkan Siti, harga daging yang beredar di pasar merupakan kesepakatan dari pengusaha daging. Hal itu membuat antar pedagang biasanya menawarkan harga yang relatif sama. Justru, pembeli harus waspada jika harganya jauh lebih murah.
“Kalau daging bagus, masa cuma Rp60.000? Itu kan jelas nggak resmi harganya,” katanya menegaskan.
Siti mengungkapkan saat ini harga daging sapi stabil di level tinggi. Harga per kilogram daging sapi kualitas tinggi dijual sekitar Rp100.000 , sementara untuk kualitas sedang harganya Rp95.000.
Dibanding berita soal daging bangkai sapi, Siti lebih takut dengan ancaman daging sapi glonggongan.
“Saingan kita kalau Ramadan itu malah sapi glonggongan. Tapi kalau disini belum pernah ada yang begitu. Kami juga santai saja kalau diperiksa pemerintah karena memang nggak aneh-aneh,” ucapnya.