Otomotif
Minggu, 29 Juni 2014 - 00:18 WIB

BURSA MOBIL SOLORAYA : Hore! Diler Bersaing Jual LCGC

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil LCGC (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah diler automotif di Solo mengusung strategi berbeda menawarkan mobil low cost green car (LCGC). Hal itu karena persaingan pasar kendaraan roda empat hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2) makin ketat. Persaingan ketat antardiler itu tentu saja diharapkan menguntungkan calon konsumen.

Sejumlah merek ternama di dunia automotif sudah mengenalkan produk LCGC. Seperti Toyota mengenalkan Agya, Daihatsu dengan Ayla, Honda mengusung Brio Satya, Suzuki mengeluarkan Wagon R, Nissan menampilkan Datsun Go Plus Panca, dan lain-lain. Mereka memprediksi pasar LCGC tumbuh karena semakin banyak orang menginginkan mobil irit dan harga terjangkau tetapi tetap memperhitungkan model dan spesifikasi. Oleh karena itu sejumlah diler meracik strategi berebut pasar baru.

Advertisement

Branch Manager Nasmoco Ring Road Solo, Afi Prabowo, mengakui persaingan pemasaran LCGC ketat. Sejumlah produk menyatakan keunggulan masing-masing. Beberapa cara dilakukan untuk mengenalkan produk seperti test drive, pertemuan mengundang pelanggan, dan lain-lain. “Kompetisi besar dan ketat. Maka kami fasilitasi calon pelanggan,” kata Afi saat ditemui Solopos.com di sela-sela pertemuan dengan pelanggan di halaman The Park Solo Baru, Minggu (15/6/2014).

Selain itu, dia menyasar calon pembeli di pinggiran kota hingga ke kecamatan dan kelurahan. Afi melihat tingkat ekonomi penduduk di wilayah pinggiran meningkat. “Aktivitas penetrasi lebih terarah. Kami gerilya di pinggiran. Selama ini mereka enggak tergarap. Padahal ekonomi mereka meningkat dan mampu membeli mobil seharga Rp103,6 juta-Rp126,4 juta,” ujar dia.

Branch Manager Daihatsu Solo Branch, Sigit Surayanto, menyebut pasar LCGC adalah pasar baru. Meski demikian Sigit menyebut penjualan LCGC belum mendominasi pasar. Dia memaparkan angka penjualan Ayla sekitar 200 unit untuk dua diler di Soloraya. Dia memasang target 450 unit hingga akhir 2014. “Market share Ayla sekitar 10%-12% dibanding merek lain. Kami konsentrasi memenuhi kebutuhan konsumen yang membutuhkan mobil seharga Rp80 juta-Rp121 juta,” tutur Sigit saat dihubungi Espos, Kamis (26/6/2014).

Advertisement

Branch Manager Nissan Solo Baru, Romy Hidayat, memilih strategi berbeda. Dia memasarkan Datsun Go Plus Panca menggunakan keunggulan produk dibanding produk LCGC lain. Datsun Go Plus Panca hadir dengan konsep tiga baris atau 5 plus 2 dengan mesin 1.200 cc. Menurut Romy, spesifikasi itu tidak dimiliki mobil LCGC lain. Produk dipasarkan dengan harga Rp107 juta.

Sejauh ini sudah inden 100 unit. Datsun Go Plus ini 1.200 cc dengan konsep tiga baris. Satu baris di belakang dapat digunakan sebagai bagasi atau tempat duduk. Kami optimis tiga baris mampu menarik pasar,” ujar dia.

Strategi nyaris serupa ditawarkan Suzuki yang mengusung produk Wagon R. Produk yang dipasarkan dengan harga Rp80 juta-Rp107 juta itu mengadopsi bentuk produk lama mereka yakni Karimun. Hal yang membedakan adalah kunci mobil Wagon R dipasangi chip sehingga tidak dapat ditukar dengan kunci lain. Bahkan mobil tidak akan dapat menyala apabila dimasukkan kunci lain.

Advertisement

“Kami menyasar segmen pecinta Karimun. Segmen ini masih cukup banyak. Kami juga membuat terobosan keamanan. Salah satunya adalah chip pada kunci. Sehingga mobil tidak bisa menyala apabila tidak dipasangkan dengan kunci asli,” tutur dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif