Soloraya
Jumat, 27 Juni 2014 - 01:50 WIB

RAMADAN 2014 : 7 PSK dan 2 Lelaki Hidung Belang di Sragen Diciduk

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi razia (JIBI/Solopos/Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, SRAGEN — Keresahan warga terkait keberadaan prostitusi liar di wilayah Kebonromo, Ngrampal, Sragen, direspons aparat Polres Sragen. Pada Rabu (25/6/2014) malam, aparat menggelar operasi di lokasi yang dikeluhkan warga.

Dari operasi itu, tujuh pekerja seks komersial (PSK) serta dua laki-laki hidung belang diciduk aparat. Mereka ditangkap setelah kedapatan petugas saat mangkal serta bertransaksi dengan pelanggan. Para PSK tersebut didapati mangkal di sejumlah jalan sawah wilayah Kebonromo.

Advertisement

Salah satu lokasi yang disisir petugas yakni jalan sawah di depan SDN 4 Kebonromo. Selain itu, disekitar lokasi juga terdapat sejumlah bilik yang digunakan untuk aktivitas para PSK.

Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, melalui Kasat Sabhara, AKP Hartono, menguraikan jumlah PSK yang mangkal di kawasan itu diperkirakan lebih dari tujuh PSK. Pasalnya, lokasi yang berada di areal persawahan serta gelap memudahkan para PSK melarikan diri. “Diperkirakan lebih dari itu. Lokasinya memang sangat gelap,” jelas dia kepada wartawan di Sragen, Kamis (26/6/2014).

AKP Hartono menambahkan para PSK dan lelaki hidung belang yang tertangkap langsung dibawa ke Mapolres. “Kami koordinasikan dengan Dinsos dan Satpol PP. Akhirnya diputuskan para PSK dibawa ke Panti Rehabilitasi Wanita di Solo untuk mendapatkan pembinaan di sana,” terangnya.

Advertisement

Disinggung dua lelaki hidung belang yang turut diciduk, AKP Hartono menjelaskan mereka sudah dibina di Mapolres dan dijemput pihak keluarga. “Sudah membuat surat pernyataan yang diketahui keluarga mereka. Intinya mereka berjanji tidak mengulangi perbuatan mereka lagi,” ungkapnya.

AKP Hartono menuturkan mayoritas para PSK berasal dari luar Sragen. Beberapa di antaranya diketahui berasal dari Ngawi dan Boyolali serta sudah beraktivitas menjadi PSK hampir tiga tahun. Soal alasan, lagi-lagi mereka mengaku menjadi PSK lantaran terdesak kebutuhan ekonomi.

Lebih lanjut, AKP Hartono menegaskan pihaknya tetap menggelar operasi terutama di kawasan terus. “Kami sudah koordinasikan dengan Polsek Ngrampal dan Sambungmacan untuk melakukan patroli rutin di wilayah tersebut setiap malam,” tegas dia.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Kebonromo, Sukidiyanto, mengapresiasi langkah dari kepolisian menindaklanjuti surat pengaduan warga. Pihaknya berharap operasi yang dilakukan aparat tak hanya kali ini. “Jangan sekali ini. Bisa seterusnya biar bersih. Keberadaan mereka juga merusak tanaman milik petani di pematang sawah,” urai dia.

Disampaikannya, warga sudah pernah menggerebek lokalisasi liar itu. Namun, para PSK yang berasal dari luar daerah tersebut nekat beroperasi di kawasan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif