News
Rabu, 25 Juni 2014 - 15:21 WIB

PPDB 2014 : Pendaftar RTO di Bantul Minim, Wali Murid Kebingungan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi PPDB online SMP. (Dok. Solopos.com)

Harianjogja.com, BANTUL–Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara real time online (RTO) di kabupaten Bantul sudah dimulai sejak Senin (23/6/2014). Namun siswa yang mendaftar masih belum banyak karena waktu pendaftaran yang cukup lama, yakni 10 hari.

Di SMA N 1 Bantul misalnya, baru ada 40 siswa umum yang mengambil formulir. Sedangkan untuk siswa miskin sudah 15 orang yang mengambil formulir. Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMAN 1 Bantul, Sumardi mengatakan memang masih sedikit yang mengambil formulir. Hal ini terjadi karena saat ini tidak terpusat di sekolah yang dituju. Terlebih pihak siswa bisa mengambil empat pilihan sekolah.

Advertisement

“Waktunya juga 10 hari. Kebanyakan masih menunggu untuk mengambil formulir pendaftaran. Ada kemungkinan akhir Juni ini akan ada lonjakan yang mengambil formulir,” kata Sumardi di SMAN 1 Bantul, Selasa (24/6/2014).

Sumardi mengatakan, prosedur pendaftaran saat ini bisa dilakukan siswa di rumah saja tanpa harus datang ke sekolah. Namun untuk orangtua dan siawa yang belum paham tentang proses pendaftaran online ini bisa datang ke sekolah tujuan.

Sumardi mengaku, saat ini pembagiannya memang wilayah timur dan barat. Jadi ada 19 sekolah yang terbagi dalam dua kelompok atau rayon. Nantinya masing-masing rayon siswa bisa memilih empat sekolah yang diminatinya.

Advertisement

Calon wali murid SMAN 1 Bantul, Harjanto mengaku sistem saat ini sedikit membingungkan. Sebab semua bisa dilakukan online namun tetap harus verifikasi ke salah satu sekolah yang akan didaftar. Ini sama saja tetap harus datang ke sekolah untuk melakukan pendaftaran.

Selain itu pilihan sekolahnya terbaiknya juga terpisah. Jika dulu SMAN 1 Bantul dengan SMAN 2 Bantul dengan nilai yang tidak jauh berbeda. Kalau sekarang dibagi dalam dua kelompok di mana SMAN 1 Bantul dan SMAN 2 Bantul berada di kelompok yang berbeda.

“Kami juga tidak boleh memilih menyeberang kelompok. Cukup rumit karena nilai anak saya masih di antara dua SMA itu. Kalau memilih SMAN 1 Bantul nanti pilihan kedua hingga keempat di SMAN yang tidak diinginkan,” jelas Harjanto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif