Soloraya
Selasa, 24 Juni 2014 - 12:50 WIB

SOLO BATIK CARNIVAL : Busana Dirawat, Nilai Jual Bisa Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Solo Batik Carnival (SBC) ke VII, Ihsanuddin Salam, 16, mengemas kostum batik untuk disimpan di rumahnya, Gentan, Baki, Sukoharjo, Senin (23/6/2014). Menurut peserta yang sudah tampil sebanyak enam kali dalam karnaval tersebut, kostum dapat digunakan kembali untuk karnaval disesuaikan temanya. (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, SOLO–Sebuah kantong plastik tak berwarna yang berisi setumpu jarit tampak memenuhi bagian belakang sebuah mobil, Senin (23/6/2014). Mobil tersebut terparkir di dalam garasi sebuah rumah di Perumahan Songgolangit, Getan, Sukoharjo. Sepintas tidak ada yang menarik dari kantong plastik dan jarit itu. Hanya terlihat warna jingga jarit di dalam kantong.

Seorang laki-laki muda membuka pintu belakang mobil. Dia kemudian menurunkan kantong plastik tersebut. Dengan berhati-hati, dia membawa kantong plastik ke ruang tamu. Secara perlahan dia mulai mengeluarkan jarit itu dari kantong plastik. Selembar kain lain daan sebuah sulak dikeluarkan oleh dia dari ruang tengah rumah itu.

Advertisement

Saat itu, Ihsan Uddin Salam, 18, laki-laki itu tengah membersihkan jarit dari debu dan kotoran lain. Selain jarit, dengan perlahan dia mengelap pernak-pernik yang tertempel di lembaran kain. Ihsan sedang melakukan upaya perawatan kostum batik yang baru saja dikenakannya dalam acara Solo Batik Carnival (SBC) VII, Minggu (22/6/2014).

“Setelah dipakai, kostum langsung dimasukan ke dalam plastik agar tidak terkena kotoran lebih banyak. Kotoran tersebut bisa merusak warna asli kain. Kostum jadi jelek dilihat. Setelah disimpan di kantong plastik, semua kostum juga harus segera dikeluarkan untuk diangini dan dibersihkan. Kalau lembab, kain bisa berjamur,” ujar Ihsan saat dijumpai

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif