Soloraya
Minggu, 22 Juni 2014 - 21:14 WIB

SOLO BATIK CARNIVAL : Ini Kemeriahan SBC 2014!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta kirab Solo Batik Carnival (SBC) VII berjalan di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014). SBC VII mengambil tema Majestic Treasure yang mengangkat kekuatan motif-motif batik. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO– Solo Batik Carnival (SBC) 2014 digelar Minggu (22/6/2014). Gelaran SBC ke-7 ini memesona dan mampu menyedot perhatian ribuan pengunjung yang tumpah ruah di Jl. Slamet Riyadi, Minggu (22/6).

Peserta kirab Solo Batik Carnival (SBC) VII berjalan di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014). SBC VII mengambil tema Majestic Treasure yang mengangkat kekuatan motif-motif batik. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Advertisement

Berbagai kostum batik warna-warni menghiasi jalanan sepanjang empat kilometer, mulai dari Stadion R. Maladi, Sriwedari hingga Jl. Jendral Sudirman.

Ya, even tahunan Solo Batik Carnival (SBC) kali ke-7 kembali disambut antusias warga Solo dan sekitarnya. Enggan disebut even asal jalan, Yayasan SBC mematangkan konsep dengan menggelar workshop sebelum acara berlangsung.

Hasilnya, kostum-kostum beraneka bentuk yang berparade di jalan mengundang decak kagum para penonton. Di antara puluhan tampilan beragam rupa, sebuah kostum berwarna kuning menarik perhatian mata.

Advertisement

Peserta kirab Solo Batik Carnival (SBC) VII berjalan di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014). SBC VII mengambil tema Majestic Treasure yang mengangkat kekuatan motif-motif batik. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Kostum berbentuk gunungan wayang setinggi empat meter itu bergerak-gerak tertiup angin. Seketika, si pemakai kostum hampir terjatuh dan sempoyongan di hadapan tamu panggung kehormatan, depan Bank Indonesia. Pria berusia 19 tahun itu lantas berusaha berdiri. Tampak seolah tak terjadi apapun, ia kembali menari.

Baru berjalan lima meter, sepatu kanan pria itu terlepas. Ia memutuskan melepas ke dua sepatu setinggi 20 sentimeter itu, dan kembali berjalan hingga Balai Kota.

“Kostum yang saya pakai seberat 25 kilogram. Mahkotanya saja kalau ditimbang ada sekira 5 kilogram. Tadi sepatu saya jebol, makanya saya lepas,” terang pria bernama Gantang Roshid Saputro itu.

Advertisement

Simak Juga ersiapan Enam Bulan

Enam Bulan

Peserta kirab Solo Batik Carnival (SBC) VII berjalan di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014). SBC VII mengambil tema Majestic Treasure yang mengangkat kekuatan motif-motif batik. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Advertisement

Mahasiswa jurusan sastra daerah, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tersebut mengungkap butuh waktu hingga enam bulan untuk merampungkan kostum.

Ia menggunakan delapan jarit bermotif buketan dengan beragam pelengkap seperti manik-manik dan permata tiruan. Warga Purwodiningratan, Jebres itu menghabiskan tiga liter air minum untuk berlenggak-lenggok di street catwalk.

Salah seorang penonton, Dwi Saputro, 50, mengaku sudah menonton SBC kali ke-3.

“Dari semua SBC yang saya tonton, bisa dibilang kali ini yang paling ramai dan menarik. Keikutsertaan TNI, makin menambah semaraknya karnaval,” terang bapak asal Kadipiro itu.

Advertisement

Dwi juga mengatakan banyaknya sukarelawan yang menjadi pagar betis membuat penonton tertata lebih rapi.

Sementara, Ketua Yayasan SBC, Susanto mengaku puas dengan pergelaran tahun ini. Persiapan yang lebih matang, lanjut dia, menjadi faktor utama suksesnya even. “Tema yang kami usung juga menjadikan kostum penampil tampak lebih filosofis. Saya merasa tahun ini paling bagus daripada sebelumnya,” kata dia.

Simak Juga Mematangkan Konsep

Matangkan Konsep

Peserta kirab Solo Batik Carnival (SBC) VII berjalan di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014). SBC VII mengambil tema Majestic Treasure yang mengangkat kekuatan motif-motif batik. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Advertisement

Ia mengurai bakal mematangkan konsep SBC tahun depan, tanpa menghilangkan pertunjukan kolosal. “Kemungkinan pertunjukan kolosal tahun depan masih akan menggunakan sutradara Sosiawan Leak,” ungkapnya.

Ditanya mengenai evaluasi, Susanto memaparkan manajemen penonton masih menjadi isu yang paling menonjol. Meskipun berjalan molor lebih dari jadwal yang ditentukan, ia masih merasa puas.

“Kalau malam hari malah terasa gemerlap. Kostumnya terlihat apik, apalagi kalau didukung dengan pencahayaan yang bagus. Bisa jadi even selanjutnya, kami akan menampilkan karnaval pada malam hari,” tutur dia.

Berdasar pantauan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu, tampak menaiki kereta kencana didampingi Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wali Kota (Wawali) Achmad Purnomo.

“SBC tak sekadar mengangkat batik sebagai kain, namun sebagai warisan budaya yang harus diapresiasi. Karnaval merupakan bentuk mengemas batik untuk membuatnya hidup, dengan cara masa kini,” kata Mari saat membuka even.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif