News
Sabtu, 21 Juni 2014 - 20:00 WIB

PILPRES 2014 : Uni Eropa Berharap Presiden Terpilih Pangkas Subsidi BBM

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelian BBM (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Uni Eropa (UE) berharap presiden Indonesia yang terpilih dalam Pilpres 9 Juli 2014 tetap terbuka terhadap investasi dan kerja sama dengan regional Eropa.

Duta Besar UE untuk Indonesia dan Asean, Olaf Skoog, mengatakan pihaknya juga berharap gelaran pemilihan presiden tersebut tidak sampai merusak iklim usaha di Indonesia.

Advertisement

“Yang dibutuhkan Indonesia pada sisa tahun ini adalah menjaga iklim bisnis dan investasi yang bagus, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi infrastruktur,” ujarnya, Sabtu (21/6/2014).

Di sisi lain, Skoog menuturkan Indonesia memiliki prospek ekonomi yang cerah apabila bisa melakukan reformasi secara konsisten, seperti tegas dalam memberantas korupsi.

Dia juga menyarankan kepada pemerintah Indonesia segera memangkas subsidi BBM karena dinilai tidak produktif dan memakan anggaran sangat besar dan terus membengkak sepanjang waktu.

Advertisement

“Apalagi dengan krisis yang saat ini terjadi di Iraq yang membuat harga minyak juga terus melambung. Subsidi minyak tidak bagus untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia karena habis begitu saja,” kata Skoog. Oleh karena itu, katanya, pengalihan subsidi BBM ke sektor-sektor lain lebih diperlukan bagi perkembangan ekonomi Indonesia pada sisa tahun ini.

Mengenai situasi ekonomi terkini di Eropa, Skoog mengatakan bahwa krisis yang terjadi di Benua Biru telah berakhir. “Krisis Eropa sudah berakhir, hanya ada di belakang kita. Sekarang sedang masa pemulihan,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, sekalipun beberapa tahun belakangan UE masih dalam pemulihan ekonomi, namun pemerintah kawasan yang memiliki 750 juta penduduk itu tidak pernah menghentikan kooperasi. Lebih-lebih, katanya, di sektor pengembangan pendidikan dan pembangunan. Bahkan pada saat krisis terjadi, dia mengklaim bahwa UE tetap merupakan regional pendonor terbesar di dunia, termasuk di bidang pendidikan.

Advertisement

“Kami butuh untuk terbuka kepada dunia, untuk terus bertahan dalam arus globalisasi. Sebab, kami tidak bisa bertahan tanpa negara dan regional lainnya,” papar Skoog.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif