Jogja
Sabtu, 21 Juni 2014 - 06:14 WIB

KEKERINGAN SLEMAN : Tak Butuh Banyak Air, Tanaman Palawija Jadi Rujukan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN-Pada musim tanam kedua tahun ini, petani disarankan beralih dari menanam padi ke palawija. Sebab tanaman tersebut membantu menyiasati kebutuhan air pada musim kemarau. Masukan ini diprioritaskan pada lahan sawah yang terancam mengalami kekeringan tersebar di daerah Sleman timur, yaitu Kecamatan Prambanan, Kalasan, dan Ngemplak.

“Tergantung kondisi derahnya. Kalau yang Sleman barat irigasinya sudah bagus,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Widi Sutikno, ditemui Jumat (20/6/2014).

Advertisement

Diungkapkan Widi, satu wilayah yang sudah menanam palawija saat ini adalah Prambanan. Di Prambanan, padi di tanam pada waktu musim tanam pertama, saat ini daerah tersebut bertanam palawija. Alhasil pasokan tanaman obat-obatan dan sayuran kebanyakan dari Prambanan. Untuk mengatasi kekurangan air bagi lahan pertanian, petani di kawasan Prambanan membuat semacam embung kecil untuk tadah hujan.

“Ukurannya hanya sekitar satu kali dua meter. Airnya bisa dipakai untuk mengairi tanaman,” kata Widi memaparkan.

Terkait saran untuk menanam tanaman palawija, Widi menambahkan sebenarnya petani sudah memahami manfaatnya. Hanya saya terkadang masih ada petani yang membandel. Masyarakat disebutnya masih butuh diyakinkan lagi mengenai manfaat menanam palawija pada musim kemarau.

Advertisement

Suprapto, Ketua Joglo Tani, sebuah lembaga pertanian terpadu yang berpusat di Seyegan mengatakan masyarakat tidak hanya diimbau, tapi juga harus dijelaskan latar belakang dan alasan agara mengerti. Dia menambahkan tanaman palawija hanya butuh banyak air pada awal menanam saja. Sedangkan saat masa pertumbuhan, penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari.

“Tidak bisa monokultural, harus ganti-ganti supaya kebutuhan airnya tetap tercukupi,” jelas Suprapto.

Selain itu, musim kemarau rupanya mampu menekan laju serangan hama. “Kalau kemarau ini hamanya tertekan karena kelembabannya berkurang. Padi itu kan rapat sekali jadi lembab, makanya kita juga ingin menekan melalui palawija,” papar Widi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif