Soloraya
Selasa, 17 Juni 2014 - 14:40 WIB

AKSI WARGA : Perusahaan Turuti Keinginan Warga Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menggelar aski di depan bangunan pabrik PT Pelangi Indah Jaya. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Direktur Utama PT Pelangi Indah Jaya, Sandi, akhirnya menyetujui tuntutan warga Dukuh Pinggir, Desa Telukan, Kecamatan Grogol yang menginginkan perusahaan pencelupan kain itu menangani masalah limbah, khususnya limbah batu bara. Persetujuan itu dicantumkan dalam surat pernyataan yang ia tanda tangani di hadapan perwakilan warga setempat, Senin (16/6/2014) malam.

Salah seorang warga, Jayadi, 32, saat ditemui Espos di lokasi demo, Senin malam, mengatakan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar menyalahi izin awal yang disosialisasikan kepada masyarakat. Menurutnya, pada awal berdirinya pabrik itu, perusahaan yang sudah 11 tahun berdiri itu menyatakan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar.

Advertisement

“Saat ini mereka [pabrik] menggunakan batu bara. Padahal dalam perizinan, mereka pakai BBM,” kata warga RT 003/RW 007 tersebut.

Perwakilan warga kemudian bertemu pimpinan perusahaan tersebut untuk menyampaikan aspirasi mereka. Muspika Grogol dan Kades Telukan menjadi mediator pelaksanaan pertemuan yang digelar di dalam salah satu ruangan di kantor pabrik, Senin malam.

“Hasil pertemuan, perusahaan sepakat untuk memenuhi tuntutan warga. Mereka minta waktu dua pekan. Kalau dalam dua pekan tuntutan itu belum bisa terpenuhi, katanya pabrik ini boleh dihentikan sementara aktivitasnya,” ujar salah satu warga, Slamet, 31, saat ditemui solopos.com.

Advertisement

Kades Telukan, Sriyanto, ketika ditemui Espos di kantornya, Selasa (17/6/2014), membenarkan kalau perusahaan, melalui direkturnya yang bernama Sandi, menyatakan persetujuan menuruti tuntutan warga Pinggir. Ia mengatakan, sebelum menggelar aksi demo itu, warga sudah berkoordinasi dengan dirinya.

“Warga bertemu saya Jumat (13/6/2014). Saya bilang, tolong dirembuk baik-baik dengan perusahaan. Saya kemudian memerintahkan kadus untuk berkoordinasi. Tapi, tahu-tahu kemarin [Senin] sudah aksi seperti itu,” kata dia.

Namun, menurutnya, aksi dan tuntutan warga itu dapat ia pahami. Menurutnya, debu hasil pembakaran batu bara memang sangat mengganggu masyarakat di sekitar pabrik itu.

Advertisement

“Bau limbah dari saluran pembuangan juga dikeluhkan warga. Suara mesin juga mengganggu warga khususnya yang berada di sebelah barat pabrik. Pabrik itu sangat dekat dengan permukiman warga,” terangnya.

Terkait informasi pelanggaran perizinan, Sriyanto mengaku tak mengetahui hal itu secara pasti. Pasalnya, ia baru menjabat sebagai kades selama 1,5 tahun lalu.
“Saya sudah berupaya mengajak manajemen pabrik di Telukan agar lebih memperhatikan lingkungan. Aksi demo yang dilakukan warga adalah akumulasi kekecewaan mereka terhadap pabrik. Truk-truk pengangkut batu bara yang wira-wiri di jalan setempat kadang melebihi tonase. Hal itu merusak jalan. Akhirnya warga yang bergotong-royong memperbaikinya,” papar dia.

Pihak PT Pelangi Indah Jaya tak bersedia memberikan keterangan saat Espos menyambangi pabrik itu, Selasa. Pada Senin malam, pimpinan perusahaan juga enggan memberikan tanggapan dengan alasan masih sibuk.
Diberitakan sebelumnya, warga Dukuh Pinggir menggelar aksi demo di depan pabrik tersebut pada Senin sore. Warga mengeluhkan efek penggunaan batu bara sebagai bahan bakar mesin penggerak di pabrik tersebut. Mereka mengeluhkan efek debu hasil pembakaran dan suara mesin serta bau limbah dari pabrik tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif