Jogja
Senin, 16 Juni 2014 - 11:21 WIB

TAWURAN PELAJAR : Diduga Kecelakaan, Satu Pelajar Tewas dan Satu Orang Kritis

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Motor yang dibakar komplotan geng pelajar diamankan di Mapolsek Depok Timur, Minggu (15/6/2014) . (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja,com, SLEMANGeng pelajar yang bentrok dan diwarnai pembakaran satu sepeda motor di depan Pasar Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Minggu (15/6/2014) dinihari masih memiliki cerita panjang. Satu orang siswa dinyatakan tewas dan satu orang mengalami kritis. Namun kedua siswa tersebut diduga mengalami kecelakaan. Bukan karena dianiaya.

Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin menjelaskan bentrok di Sambilegi memang diawali dengan lemparan batu salahsatu kubu kemudian menyulut aksi tawuran. Terbukti dari banyaknya senjata tajam seperti parang berkarat, pedang tipis tajam, dua gir berikut tali pelontar, gergaji serta belasan sepeda motor yang diamankan. Pihaknya juga masih menyelidiki pelaku pembakaran motor
dengan memeriksa secara intensif.

Advertisement

“Sampai saat ini para pelaku yang terlibat masih diperiksa satu pelaku kami periksa di Polres, itu yang bawa pedang dan lainnya di Polsek [Depok Timur],” terang Ihsan, Minggu (15/6/2014).

Selang beberapa jam dari kejadian di Depok Timur, seorang pelajar yakni Enggar Nugroho, 16, warga Cebongan Kidul RT 06 / RW 03 Tlogoadi, Mlati ditemukan tewas di jalan dengan luka bagian kepala. Tepatnya di Jalan Magelang kilometer 7,5 sekitar pukul 03.00 WIB. Korban yang merupakan pelajar salahsatu sekolah swasta berboncengan menggunakan Honda Vario Merah nopol AB 6921 TE dengan temannya Defi Pradana, 16, yang kini masih kritis di rumah sakit.

“Korban kebetulan pelajar salah satu sekolah maritim,” ungkap Kapolsek Mlati Kompol Sarwendo dihubungi terpisah.

Advertisement

Korban sempat divisum di Kedokteran Forensik RSUP Sardjito. Korban meninggal mengalami luka bagian kepala hingga helmnya pecah. Sedangkan korban yang kritis mengalami patah tulang kakinya yang kini belum bisa dimintai keterangan lantaran kritis. Sarwendo membenarkan bahwa ada dua orang yang melihat korban ngebut mengendarai motor dari arah utara ke selatan. Tetapi tidak tahu secara pasti korban dikejar atau tidak.

Sementara itu terkait adanya informasi korban meninggal karena dianiaya dengan dipukul oleh pengendara sepeda motor lain yang juga sesama pelajar, Kapolres Sleman, Ihsan amin belum bisa memastikan. Menurutnya belum ada indikasi menguatkan bahwa korban dianiaya. Hingga saat ini, barang bukti yang kuat disebabkan karena korban mengalami kecelakaan. Hal itu dilihat dari adanya pembatas jalan yang ikut rusak karena ditabrak.

“Soal itu kami masih mendalami, lewat saksi atau teman korban akan kami minta keterangan secepatnya,” tegas Ihsan.

Advertisement

Ihsan menegaskan tidak akan memberikan toleransi bagi pelajar yang terlibat. Terutama yang aksinya sudah mengarah ke kriminalitas dan bukan sekedar kenakalan remaja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif