Lifestyle
Senin, 16 Juni 2014 - 13:45 WIB

Gua Sikidang, 'Rumah' Bagi Kijang Jadi Wisata Minat Khusus

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta susur gua yang tergabung dalam FBKP menuruni salah satu ruang di dalam Gua Sikidang, Minggu (15/6/2014). (Holy Kartika N. S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Mempromosikan potensi-potensi wisata baru, Forum Binangun Kulonprogo (FBKP) gelar susur Gua Kidang Kencana atau Sikidang yang berlokasi di Dusun Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Girimulyo.

“Gua ini memiliki potensi wisata menarik. Kegiatan susur gua ini merupakan salah satu rangkaian misi Bela dan Beli Kulonprogo dengan program bedah potensi wisata,” ujar Ketua Pengurus FBKP Bagus Loka, Minggu (15/6/2014).

Advertisement

Bagus mengatakan di wilayah Kulonprogo masih banyak potensi gua yang belum terekspos. Salah satunya Gua Kidang Kencana atau Sikidang. Gua ini sudah lama dikelola sederhana oleh warga sekitar.

“Ke depannya kami ingin gua ini dapat menjadi ikon wisata baru di sisi utara Kulonprogo,” papar Bagus.

Sarijan, warga Dusun Sabrang yang mengaku masih keturunan ketujuh penemu Gua Sikidang mengatakan gua tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh leluhurnya. Diberi nama Sikidang, karena saat leluhurnya menggembala ternaknya selalu muncul kijang atau dalam bahasa Jawa disebut Kidang. Saat dihampiri, hewan tersebut selalu masuk ke dalam gua.

Advertisement

“Setiap dihampiri, kidang itu masuk ke gua. Dari situ lalu diberi nama Sikidang oleh eyang saya,” ujar Sarijan.

Kepala Desa Purwosari Purwito Nugroho menambahkan gua ini dikategorikan sebagai objek wisata minat khusus lantaran kondisi medan di dalam gua yang cukup ekstrem dan cocok bagi para pecinta alam. Gua ini memiliki panjang lorong sekitar 150 meter dan dipenuhi dengan bebatuan stalaktit-stalagmit dan berujung di sungai bawah tanah.

Ada beberapa daya tarik di dalam gua ini. Batu stalaktit di gua ini juga dapat berbunyi saat dipukul dengan batu, bunyinya menyerupai suara kentongan. Salah satu ruang di dalamnya disebut  Selangit karena letaknya yang cukup tinggi. Terdapat pula tumpukan batuan stalagmit yang membentuk stupa candi dan disebut Candi Sewu.

Advertisement

“Selain itu ada Ringin Kurung seperti pohon Beringin, Soka Bentet dan Bulus Angrem,” jelas Purwito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif