Soloraya
Sabtu, 14 Juni 2014 - 00:31 WIB

Ini Gaya Waria Klaten Lenggak-Lenggok di Car Free Day

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anggota Ikatan Waria Klaten (Iwak) menunjukkan kebolehnnya dalam memeragakan busana di car free day (CFD) Klaten, belum lama ini. IWAK yang sudah ada sejak enam tahun lalu bertujuan untuk mewadahi para waria di Klaten. (Ayu Abriani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Tak hanya anak muda yang memiliki komunitas di lingkungannya. Waria pun memiliki komunitas, salah satunya Ikatan Waria Klaten (Iwak) yang sudah ada sejak enam tahun lalu.
Meskipun anggotanya terdiri atas puluhan waria di Klaten, namun kegiatan  mereka dalam komunitas itu tidak sekadar kumpul-kumpul. Di dalam komunitas itu, mereka juga diajak untuk mengurangi kegiatannya menjajakan diri di jalanan dan menggantinya dengan kegiatan positif. Seperti dilatih keterampilan salon, berwiraswasta, dan berkesenian.
Alhasil, waria yang tergabung dalam anggota Iwak banyak yang bekerja di perusahaan dan membuka usaha. Bahkan, mereka yang berkesenian, kerap diundang dalam acara-acara tertentu untuk menghibur para tamu undangan dengan menari, menyanyi, dan bermain lawak.
Menurut Ketua Iwak, Nonik, kelompoknya sudah pernah diundang dalam beberapa acara di antaranya Bengawan Solo Fair dan Festival Kesenian Anak. Ia pun ingin menjadikan Iwak sebagai wadah untuk mengangkat potensi waria di Klaten.
“Meskipun kami waria, kami juga memiliki berbagai potensi seperti orang-orang lainnya. Ada yang bisa seni, wiraswasta, dan bekerja di perusahaan. Ke depan, kami ingin Iwak menjadi ajang mengasah potensi waria di Klaten sehingga kami tidak lagi dipandang sebelah mata,” katanya saat dijumpai wartawan saat Sosialisasi HIV/AIDS di car free day (CFD) Klaten, belum lama ini.
Selain mengasah bakat dan keterampilan, Nonik juga selalu memberikan imbauan untuk menjaga kesehatan mereka terutama dalam kehidupan seksual. Seperti memakai kondom saat berhubungan seks agar tidak tertular HIV/AIDS.
Salah satu anggota Iwak, Reni, yang juga menjadi salah satu pendiri Iwak berharap semua waria di Klaten bisa bergabung dalam Iwak. Sebab, masih ada puluhan waria di Klaten yang masih menjajakan diri di jalan dan ada yang belum berani mengakuinya di depan umum.
“Jumlah anggota Iwak saat ini ada 50 orang. Tapi, saya yakin masih banyak waria di Klaten yang hidup di jalanan. Dan saya ingin merangkul mereka untuk mengurangi kehidupan jalanan yang membuat mereka dipandang sebelah mata,” katanya.
Di dalam Iwak, ia yang memiliki usaha salon ingin menularkan ilmunya kepada waria lainnya yang ingin mengubah nasib. Ia pun berharap Iwak bisa menjadi wadah berkumpulnya waria di Klaten dan menjadi tempat untuk meningkatkan prestasi sehingga bisa menghilangkan anggapan buruk di masyarakat tentang waria.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif