Soloraya
Jumat, 13 Juni 2014 - 18:50 WIB

LIMBAH BERBAHAYA KLATEN : Marak, Makelar Uruk Lahan dengan Limbah Batu Bara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Smsfun21.blogspot.com)

Solopos.com, KLATEN–Makelar yang menawarkan jasa uruk lahan dengan limbah batu bara marak terjadi di Klaten. Kondisi tersebut membuat masyarakat geram dengan ulah makelar yang secara terang-terangan menawarkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) itu.

Salah satu warga Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Asyuri, 36, mengaku ditawari dua kali oleh makelar jasa uruk limbah B3. Dia ditawari oleh makelar tersebut pada Selasa (10/6/2014) pagi dan siang.

Advertisement

Pada waktu pagi, dia didatangi oleh seorang dengan mengendarai sepeda motor di depan tempat tinggalnya. Kebetulan, Asyuri memang baru dalam proses membangun rumah miliknya.

Seseorang yang ternyata makelar tersebut kemudian menawari limbah batu bara seharga Rp225.000 per truk kepada Asyuri. “Makelar tersebut sempat mengatakan bahwa harga limbah batu bara masih bisa ditawar. Namun, karena saya tahu limbah itu berbahaya, langsung saya tolak,” katanya kepada solopos.com, di Klaten, Jumat (13/6/2014).

Kemudian, pada Selasa siang, dia kembali didatangi dua orang yang berbeda. Kedua orang tersebut berboncengan dengan mengendarai sepeda motor. Kemudian, kedua orang tersebut kembali menawarkan Asyuri limbah batu bara sebagai uruk lahan.

Advertisement

“Dua orang tersebut menawari saya seharga Rp150.000 per truk. Tapi saya tolak karena limbah batu bara berbahaya,” imbuhnya. Asyuri mengaku sempat mengatakan kepada makelar tersebut kalau dirinya tidak berani menggunakan limbah B3 sebagai uruk lahan. Sebab, limbah tersebut bisa mencemari air yang ada di dalam tanah.
“Saya juga sempat bertanya kepada makelar itu darimana mendapatkan limbah batu bara. Makelar itu menjawab bahwa limbah itu berasal dari bekas urukan lahan di Ceper,” jelasnya.

Sasar Perkampungan

Lebih lanjut, Asyuri mencurigai aksi makelar tersebut sengaja dilakukan makelar di areal perkampungan. Selain itu, makelar juga menyasar kepada masyarakat yang tengah mendirikan bangunan.

Advertisement

Dirinya juga curiga pembuangan limbah ke wilayah perkampungan tersebut berkaitan dengan pengangkatan limbah batu bara di Dusun Bakalan, Desa/ Kecamatan Ceper. “Kami curiga limbah ini ada kaitannya dengan lahan seluas 4.400 meter persegi yang diminta BLH agar limbah B3 diangkat. Namun, ada pihak yang malah membuangnya sembarangan lagi,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, total BLH menemukan sembilan lokasi di Klaten yang digunakan untuk pembuangan limbah B3. Dari jumlah tersebut, tujuh lokasi di antaranya berada di Kecamatan Jatinom, satu titik di lahan seluas 4.400 meter persegi di Desa/ Kecamatan Ceper dan satu lokasi yang merupakan depo limbah batu bara di Desa Malangan, Kecamatan Tulung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif