Soloraya
Rabu, 11 Juni 2014 - 02:15 WIB

BUNUH DIRI SUKOHARJO : Kedua Keluarga Menerima Kematian Sepasang Kekasih

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Warga Dukuh Gondang Warung, Desa Joho, Sukoharjo, Senin (9/6/2014) dibuat geger oleh kejadian tewasnya sepasang kekasih Agung Dwi Sutopo, 27, dan Winarsih, 23.

“Semua orang geger. Polisi dan petugas puskemas datang. Pak Kades, ketua pemuda juga hadir di lokasi. Saya ditanyai petugas puskesmas dan polisi,” papar Sabar, Ketua RT 004/RW 009, Dukuh Gondang Warung, Desa Joho, Sukoharjo saat ditemui solopos.com, Selasa (10/6/2014).

Advertisement

Sabar menceritakan, dirinya adalah salah satu orang yang kali pertama melihat kondisi Winarsih dan Agung. Menurutnya, Winarsih meninggal dalam posisi berbaring. Sementara Agung meninggal dengan posisi tergantung pada seutas tali yang dijulurkan ke usuk ruang kamar di rumah Winarsih.

Sabar menambahkan, keluarga kedua belah pihak lantas berembuk dan menyatakan hal itu sebagai musibah. Mereka menganggap tidak ada unsur apa-apa dalam tragedi itu.

Advertisement

Sabar menambahkan, keluarga kedua belah pihak lantas berembuk dan menyatakan hal itu sebagai musibah. Mereka menganggap tidak ada unsur apa-apa dalam tragedi itu.

“Bu Yatinem [ibu dari Winarsih] sangat terpukul dengan kejadian itu. Dia menangis sepanjang malam. Saya lihat, Bu Yatinem memang sangat menyayangi Winarsih. Meski hanya kerja serabutan, hampir semua keinginan Winarsih dituruti. Kalau perlu sampai berutang pada orang. Terlebih, ia sudah pisah ranjang dengan sang suami sejak beberapa tahun lalu,” papar dia.

Pantauan solopos.com, Selasa, Yatinem, 60, tergolek lemah di rumahnya. Beberapa kerabat datang untuk menenangkannya. Sesekali, dia menyebut nama anaknya dan Tuhan.

Advertisement

Tak lama berselang, anak sulung Yatinem, Sri Raharjo, yang bekerja di Tangerang, Banten, datang. Ia awalnya tak mengetahui kejadian tragis yang menimpa adiknya.

“Adimu wes dipundut Sing Kuwasa, sing sabar yo Le. Kowe anakku sing lanang dewe. Ya Allah Le yo Ngger. [Adikmu sudah diambil Yang Maha Kuasa, yang sabar ya Nak. Kamu anakku yang lelaki sendiri. Ya Allah. Nak ya Nak],” kata Yatinem sambil memeluk anak lelakinya itu.

Sontak. Sri Raharjo ikut menangis. Para kerabat yang datang juga tak mampu menahan air mata mereka.

Advertisement

Paman Winarsih, Sugi, mengatakan ia kurang paham dengan kronologi kejadian. Namun, ia maklum dengan kesedihan yang dialami Yatinem.

“Kami anggap ini sebagai musibah,” kata dia kepada solopos.com di rumah Yatinem, Selasa.Sebelumnya, sepasang kekasih asal Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (9/6/2014) sore, nekat mengakhiri hidup mereka dengan cara menggantung diri.

Sebelumnya, sepasang kekasih Agung dan Winarsih asal Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, , Senin (9/6/2014) sore, ditemukan tak bernyawa. Kedua jasad ditemukan di rumah Winarsih.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif