News
Senin, 9 Juni 2014 - 01:35 WIB

LEBARAN 2014 : Tak Ada Tuslah, Organda Patok Tarif Batas Atas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus-bus yang melayani arus mudik Lebaran 2013 di Terminal Tirtonadi. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Musim mudik Lebaran tahun ini tidak akan ada kenaikan tarif bus atau tuslah. Tarif angkutan tahun ini sama seperti tahun lalu, yakni menggunakan batas atas.

Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Solo, Joko Suprapto, menyampaikan tarif ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Oleh karena itu, pada tahun ini tidak ada tuslah tarif Lebaran karena menggunakan tarif batas atas seperti yang diberlakukan di kereta api dan pesawat terbang.

Advertisement

“Angkutan AKAP [antarkota antarprovinsi] dan AKDP [antarkota dalam provinsi] itu tarifnya berbeda. Tarifnya menyesuaikan dengan jarak tempuh, semakin jauh tentu semakin mahal. Berdasarkan aturan dari Kemenhub, tarif batas atas untuk bus AKAP dan AKDP adalah Rp161/kilometer/penumpang,” terang Joko saat ditemui wartawan di Kantor bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo, Kamis (5/6/2014).

Joko memperkirakan pada Lebaran kali ini akan ada lonjakan penumpang sekitar 5%-10% dari tahun lalu. Hal ini karena adanya limpahan dari penumpang kereta api dan pesawat terbang. Meski diakuinya bisnis transportasi darat, khususnya bus saat ini sedang lesu tapi dengan penuhnya moda transportasi yang lain, mau tidak mau, penumpang tetap akan beralih dan memanfaatkan jasa bus.

Dia menyampaikan secara keseluruhan ada sekitar 1.700-an armada yang dimiliki anggota Organda Solo. Namun dari jumlah itu, hanya sekitar 700-800 armada yang melayani angkutan Lebaran yang tergolong dalam bus AKAP, AKDP dan bus kota. Menurut dia, momen mudik Lebaran merupakan momen yang paling ditunggu pengusaha otobus (PO).

Advertisement

Hal ini karena lonjakan permintaan meningkat drastis jika dibandingkan dengan hari biasanya. Bahkan permintaan saat mudik Lebaran paling tinggi jika dibandingkan dengan momen lainnya seperti Natal, Tahun Baru, dan liburan.

Oleh karena itu, saat ini PO sedang merenovasi armada yang sudah lama tidak dijalankan supaya laik jalan dan bisa digunakan sebagai angkutan Lebaran. Menurut dia, adanya layanan mudik gratis tidak menjadi masalah. Apalagi menurut dia, kendaraan yang bisa digunakan sebagai angkutan gratis adalah bus pariwisata atau  kendaraan cadangan. “Ada aturan kalau menjadikan armada reguler menjadi armada pariwisata [untuk mudik gratis], maksimal hanya 10% dari armada yang dimiliki. Hal tersebut supaya angkutan reguler tidak menjadi terganggu,” paparnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif