Soloraya
Minggu, 8 Juni 2014 - 21:42 WIB

GEDUNG TERTINGGI : Pencakar Langit Solo Terbanyak di Jawa Tengah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan gedung pencakar langit. (Solopos-Septian Ade Mahendra)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo bakal mengukuhkan posisi sebagai lokasi gedung tinggi di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kota Bengawan bahkan segera tercatat sebagai wilayah dengan gedung pencakar langit terbanyak di Jateng dan DIY.

Gedung tertinggi se-Jateng dan DIY yang segera berdiri di Solo dan bakal mengukuhkan posisi itu adalah Hotel Alila yang terdiri atas 27 lantai dengan tinggi total mencapai 124 meter. Hotel itu melengkapi belasan bangunan tinggi lain di Solo dan sekitarnya seperti Rumah Sakit Indriati Sukoharjo setinggi 25 lantai, Hotel Paragon setinggi 24 lantai, Quest (24 lantai), Best Western Solo Baru (21 lantai), Solo Center Point (20 lantai), dan lain-lain yang sebelumnya telah ada.

Advertisement

Sejumlah kalangan memprediksi Hotel Alila mengalahkan tinggi Hotel Best Western Semarang yang memiliki 29 lantai setinggi 103 meter. Salah satu pemerhati gedung-gedung tinggi di Soloraya yang juga salah seorang pengurus Skyscraper City Solo, Indra Putra Bawono, menuturkan Solo akan dikepung beberapa gedung tinggi. Bahkan tertinggi di Jateng dan DIY.

“Ini membuat Solo memiliki gedung tinggi terbanyak di Jateng dan DIY. Prediksi saya beberapa gedung tinggi mulai terlihat pada 2015,” kata Indra saat ditemui Solopos.com di lobi salah satu hotel di Solo, Minggu (8/6/2014).

Indra juga mencatat sejumlah pembangunan gedung tinggi lain di Solo dan sekitarnya. Seperti hotel, parkir rumah sakit, dan lain-lain.

Advertisement

Lokasi pembangunan tersebar di pusat Solo hingga pinggiran Solo, seperti Boyolali dan Sukoharjo. Hotel Aston misalnya setinggi 20 lantai, Hotel Acacia (15 lantai), Holiday Inn Ekspress (14 lantai), The Alana Indo Jati (12 lantai), Grand Sari Petojo (11 lantai), parkir RSUD dr. Moewardi Solo (10 lantai), Sala View Hotel (9 lantai), dan lain-lain.

Meski banyak gedung tinggi, dia melihat perkembangan pembangunan gedung tinggi di Solo Baru, Sukoharjo belum tampak. Dia hanya melihat sejumlah orang berduit beramai-ramai mengendapkan uang ke bisnis properti.

“Orang-orang kaya dan berduit itu mengendapkan uang dalam bentuk properti. Saya lihat ini akan memicu investor lain masuk. Saya melihat Solo Baru masih banyak pembangunan tetapi belum tahu untuk apa nanti,” imbuh dia.

Advertisement

Dia memberikan catatan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo agar memperhatikan pembangunan infrastruktur pendukung ekonomi. Seperti jalan, penerangan, regulasi, dan lain-lain.

Sementara pejabat humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Solo, M.S.U. Adjie, mengakui wilayah Solo akan dikepung gedung tinggi yang didominasi hotel. Adjie mengingatkan kondisi itu dapat menguntungkan perekonomian Solo apabila dikelola maksimal. Dia berharap akan terjalin sinergi pemerintah, stakeholder, pelaku pariwisata, dan lain-lain.

Dia mengungkapkan pertumbuhan kamar hotel sebanyak 190% sejak 2009-2015 akan mengkhawatirkan apabila tidak diimbangi konsep pariwisata yang jelas. “Pertumbuhan kamar harus diikuti pertumbuhan pasar. Semua pihak harus ikut serta membangun pasar. Salah satunya dengan meningkatkan infrastruktur, mengemas destinasi wisata Solo lebih menarik, dan lain-lain,” tutur Adjie.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif