Soloraya
Rabu, 4 Juni 2014 - 16:07 WIB

HARGA SEMBAKO : Jelang Ramadan, Harga Sejumlah Barang Kebutuhan Naik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas di pasar darurat Pasar Ir. Soekarno, Kasemi, 65, menata barang dagangannya, Rabu (4/6/2014).(JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, SUKOHARJO–Jelang bulan puasa (Ramadan), harga sejumlah barang kebutuhan pokok di pasar darurat Pasar Ir. Soekarno naik. Ironisnya, omzet para pedagang di pasar tersebut tidak mengalami peningkatan.

Salah seorang pedagang, Kasemi, 65, saat ditemui solopos.com, Rabu (4/6/2014) siang, mengatakan kenaikan harga terjadi pada komoditas bawang merah dan bawang putih. Menurutnya, harga bawang merah yang sebelumnya Rp14.000 per kg, kini harus ia jual Rp20.000 per kg.

Advertisement

“Stoknya [bawang merah] kurang. Sudah 5 hari naik. Kulaknya ke Pasar Legi, Solo. Saya beli cuma sedikit,” kata perempuan asal Denokan, Jetis, Sukoharjo itu.

Sedangkan harga bawang putih yang sepekan lalu ia jual Rp12.000 per kg, terpaksa ia naikkan menjadi Rp13.000 per kg. Alasannya, harga kulakan di Pasar Legi ikut naik.

Advertisement

Sedangkan harga bawang putih yang sepekan lalu ia jual Rp12.000 per kg, terpaksa ia naikkan menjadi Rp13.000 per kg. Alasannya, harga kulakan di Pasar Legi ikut naik.

“Harga telur ayam buras juga naik menjadi Rp17.500 per kg. Sepekan lalu masih Rp16.000 per kg. Harga tomat buah juga naik jadi Rp7.000 per kg. Sebelumnya Rp4.000 per kg,” ujar dia.

Ia mengatakan harga cabai cenderung stabil. Bahkan, cenderung turun jika dibandingkan tren harga cabai jelang Ramadan.

Advertisement

Namun, ia mengaku omzetnya tak mengalami peningkatan alias tetap sepi.

“Pasar darurat begini sepi. Dulu [di pasar lama],  sebelum puasa begini sudah ramai,” cetusnya.
Pedagang kebutuhan pokok lainnya di pasar darurat Pasar Ir. Soekarno, Suratmi, 41, mengatakan hal senada. Menurut dia, kenaikan harga baru terjadi pada komoditas bawang merah dan bawang putih.

“Harga bawang merah tergantung ukurannya.  Kalau yang besar, harganya Rp19.000 per kg. Sebelumnya harganya Rp16.000 per kg. Yang kecil Rp16.000 per kg. Sebelumnya Rp12.000,” terangnya kepada wartawan, Rabu.

Advertisement

Ia juga mengaku omzet tidak meningkat jelang Ramadan. Bahkan, jika dikalkulasi, ia merugi sekitar 50 persen dibanding saat berjualan di pasar lama.

“Jelang bulan puasa tidak mempengaruhi omzet, pasar masih sepi,” kata dia.

Sementara itu, harga beras di pasar darurat relatif stabil. Salah seorang pedagang, Harsini, 49, mengatakan dirinya menjual beras dengan harga  Rp8.000 per kg. Beras dengan harga tersebut menurutnya berkualitas cukup bagus.

Advertisement

“Kalau yang buruk Rp7.500. Biasanya naik jelang Ramadan. Naik Rp500. Kalau beras super Rp9.000. Pembeli sama saja, bahkan malah lebih sepi,” paparnya.

Menurutnya, kenaikan harga beras biasanya terjadi jelang Lebaran. Pasalnya, pembeli yang beragama Islam membeli beras untuk zakat fitrah.
“Kalau mau zakat, harga baru naik. Tapi paling ya cuma naik Rp500 per kg,” katanya.

Harga daging ayam relatif naik. Salah seorang pedagang daging ayam, Sumarsono, mengaku menjual daging ayam Rp27.000 per kg. Sebelumnya, harga daging ayam Rp25.000 per kg.

“Kenaikan harga sejak dua pekan lalu. Tapi bukan pengaruh karena mau puasa. Enggak tahu. Habisnya segitu terus,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif