Soloraya
Selasa, 3 Juni 2014 - 10:30 WIB

OPERASI POLISI : Maraknya Truk Pasir di Jalur SSB Jadi Sorotan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Razia truk pasir di jalur Solo-Selo-Borobudur, Senin (2/6/2014). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Maraknya truk pengangkut pasir dan batu yang melintas di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) beberapa waktu terakhir ini, menjadi perhatian serius bagi jajaran Satlantas Polres Boyolali. Keberadaan truk-truk tersebut, terutama yang kelebihan muatan, menjadi sasaran operasi tertib lalu lintas, Senin (2/6/2014).

Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Alil Rinenggo, mengemukakan, razia truk pengangkut pasir dan batu di jalur SSB tersebut telah dilaksanakan di sejumlah titik dalam empat hari terakhir ini. Razia tersebut dilakukan secara mobile atau berpindah-pindah ke sejumlah titik.

Advertisement

“Total sudah ada seratusan truk yang kami razia hingga hari ini [kemarin]. Sanksinya kami beri surat tilang [bukti pelanggaran],” ujar Kasatlantas, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, ketika ditemui wartawan di sela-sela razia di jalur SSB, Senin.

Razia dengan cara mobile tersebut, terangnya, dilakukan untuk menghindari aksi kucing-kucingan pengemudi truk dengan petugas. Banyak truk yang akhirnya berhenti setelah dikejar petugas.

Mayoritas, lanjut dia, truk pengangkut pasir maupun batu yang terjaring dalam razia, muatannya melebihi kapasitas yang ditentukan.

Advertisement

“Tapi rupanya sanksi tilang belum memberi efek jera. Banyak pengemudi truk yang akhirnya juga kena tilang lagi,” ungkap Kasatlantas.

Dia menegaskan, dari sisi keselamatan, maraknya truk pasir maupun batu yang melebihi kapasitas tersebut membahayakan terutama bagi pengendara yang lain. Selain bisa menyebabkan jalan cepat rusak, kondisi jalur SSB yang menurun dari arah Selo, dikhawatirkan muatan batu dari truk bisa terjatuh dan menimpa pengendara yang berada di belakangnya.

Maraknya truk pengangkut pasir dan batu yang melintas di jalur SSB belakangan ini disinyalir sebagai imbas dari ditutupnya lokasi penambangan di sejumlah daerah lain di luar Boyolali di kawasan lereng Gunung Merapi. Akibatnya para penambang pun menyerbu Kali Apu, termasuk armada truk-truk pasir. Keadaan ini kemudian dikeluhkan warga lereng Merapi karena selain menyebabkan lalu lintas macet karena iring-iringan truk pasir menyebabkan jalur menjadi sempit, juga jalan menjadi rusak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif