Soloraya
Jumat, 30 Mei 2014 - 19:12 WIB

FLY OVER PALUR : Juni, Harga Pembebasan Lahan Sukoharjo Ditentukan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proyek fly over Palur (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, SUKOHARJO–Warga terdampak proyek Flyover Palur bisa bernafas lega, pasalnya setelah pihak Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan pengukuran di lahan yang terkena relokasi pada Jumat, (23/5/2014) , pihak P2T akan melakukan musyawarah dengan warga setempat pada Juni mendatang.

Menurut ketua Paguyuban Warga Terdampak Flyover Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Andi Tri Handoyo, hasil pengukuran yang dilakukan pihak P2T Provisi Jateng akan dibahas terlebih dahulu.

Advertisement

“Setelah sempat mengadu kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sukoharjo beberapa waktu yang lalu, akhirnya dilakukan pengukuran lahan yang akan direlokasi. Kami belum tahu kapan hasilnya akan disampaikan kepada warga,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat, (30/5).

Berdasarkan informasi yang didapat Andy, pihak P2T akan duduk bersama dengan 86 warga untuk membahas harga yang selama ini menjadi sengketa di kawasan tersebut. “Menurut informasi yang saya dapat, pertemuan itu akan digelar pada minggu pertama atau minggu kedua bulan Juni,” ujar dia.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan pihak P2T Provinsi Jateng, tanah milik warga di sisi timur palang kereta api Palur mengalami banyak relokasi. “Ada yang sampai tujuh meter tanahnya kena relokasi dan bagian dalam rumahnya sampai 22 meter,” pungkas dia.

Advertisement

Pembangunan Jalan Layang
Berdasarkan pantauan Solopos.com, kondisi pembangunan Flyover Palur sudah membuat dua jalur utama di kanan dan kiri Flyover ditutup sementara. Akibatnya kemcetan terjadi di sepanjang jalan yang menghubungkan Solo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo.

Andi mengaku lantaran dua jalur utama sudah ditutup, kegiatan ekonomi dikawasan setempat tak hidup. “Bahkan beberapa ruko sudah ditinggalkan pemiliknya, karena kendaraan sudah tidak bisa lewat lagi,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dusun Palur Timur, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Sugiyono, membeberkan kemacetan parah terjadi saat sebagian pembangunan ditinggikan sampai 35 sentimeter. “Sudah 10 hari jalan di tutup karena adanya pengecoran di jalan tersebut, namun pihak terkait sudah memindahkan jalur untuk kendaraan besar agar tidak melewati palang kereta api dan melalui ring road arah Sragen,” kata dia.

Advertisement

Sebagai kepala dusun, Sugiyanto berharap kedua belah pihak antara warga terelokasi dan P2T cepat diselesaikan. “Kalau kesepakatan harga sudah selesai, pembangunan tidak akan terhambat dan warga juga bisa mempersiapkan membeli lahan baru untuk tempat tinggal dan usahanya,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif