Soloraya
Selasa, 27 Mei 2014 - 13:34 WIB

Petinggi Perguruan Silat di Klaten Dibacok, Diduga Bermotif Dendam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/reuters)

Solopos.com, KLATEN — Seorang petinggi perguruan silat di Klaten, Nandung Budi Prasetyo, 40, warga Dusun Prapatan Pakis, Desa Wadunggetas, Kecamatan Wonosari, Klaten, dibacok orang tak dikenal, Minggu (25/5/2014) malam. Akibatnya, ia mengalami luka parah sehingga harus dirawat di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah, Delanggu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, aksi pembacokan terjadi di rumah Nandung pada Minggu sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, Nandung yang sedang bersantai dengan istrinya di rumah, tiba-tiba didatangi empat orang yang hendak bertamu.

Advertisement

“Minggu malam, saat saya bersantai di rumah, tiba-tiba ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu. Saat saya membuka pintu, ada empat orang yang menemui saya dengan mengenakan helm. Salah satunya bertanya hingga dua kali kepada saya apakah benar saya Nandung. Setelah saya jawab, mereka malah mengeroyok saya,” kata Nandung saat ditemui di rumah sakit, Senin (26/5/2014).

Empat orang pelaku tersebut mengeroyok Nandung dengan sebuah pedang dan besi panjang yang dicat kuning. Kedua senjata itu digunakan untuk memukul dan melukai kepala, tangan, punggung, dan kaki Nandung. Akibatnya, dia mengalami luka sobek di tangan dan kaki, serta luka memar di kepala dan punggung.

Setelah puas melancarkan aksinya, para pelaku langsung kabur menggunakan dua motor Honda Vario yang diparkir di depan rumah Nandung. “Saya tidak tahu kemana kaburnya karena saya merasakan kesakitan di seluruh tubuh. Tanpa berkata apa masalahnya, saya langsung dipukuli hingga saya luka parah,” ujarnya.

Advertisement

Ia menduga pengeroyokan itu merupakan buntut kasus pengeroyokan yang dialami salah satu anggota perguruan silatnya. Sebab, beberapa hari sebelum itu, muridnya menjadi korban pengeroyokan di sebuah acara konser dangdut di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo. Kasus itu kemudian dibawa ke jalur hukum karena muridnya terluka parah dan sempat dirawat di rumah sakit.

Ternyata, dua pelaku yang diduga melakukan aksi pengeroyokan muridnya, melaporkan hal itu ke saudara mereka yang menjadi aparat. Setelah pelaporan tersebut, Nandung sering dicari seseorang berseragam TNI yang meminta damai dan mencabut laporan Nandung di kepolisian.

“Saya belum pernah ketemu dengan orang-orang yang mengeroyok saya. Tapi, meskipun mereka mengenakan helm, saya masih bisa melihat samar-samar wajahnya. Mereka berambut cepak dan berbadan tegap. Kejadian itu sudah saya laporkan ke polisi. Saya berharap pelaku dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” imbuhnya.

Advertisement

Kapolres Klaten, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, mengatakan telah menerima laporan pengeroyokan yang dialami Nandung. Ia pun sudah menindaklanjuti kasus itu dengan penyelidikan.

“Kami sudah menerima laporannya [pengeroyokan] dan akan kami tindaklanjuti dengan penyelidikan. Saya juga sudah melihat kondisi korban di rumah sakit,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (27/5/2014).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif