Soloraya
Selasa, 27 Mei 2014 - 10:30 WIB

DUGAAN PENGANIAYAAN SISWA : Ortu Fajar Bocah Sukoharjo: Fajar Dipukul Karena Tak Beri Contekan ke Teman

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ibu Fajar Murdiyanto, Waginem, menunjukkan kartu tanda siswa milik anaknya di rumahnya yang berada di Dukuhan, RT 002/RW 011, Klumprit, Mojolaban, Senin (26/5/2014). Fajar meninggal karena diduga dipukuli oleh teman sekelasnya tiga pekan lalu. (Ivan Andi M/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO– Fajar Murdiyanto, 11, siswa sekolah dasar di Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo meregang nyawa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo pada Minggu (25/5/2014) pagi setelah mengalami pemukulan oleh teman sekelasnya sekitar tiga pekan lalu.

Orang tua Fajar, meski mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anak bungsu mereka, tetapi mereka bersikukuh membawa kasus itu ke jalur hukum. Ibu Fajar, Waginem, saat ditemui wartawan, Senin (25/5/2014),  di rumahnya di Dukuhan, RT 002/RW 011, Klumprit, Senin, mengatakan sebenarnya Fajar dan pelaku adalah teman bermain. Pelaku sering mengunjungi Fajar di rumah itu. Begitu pula sebaliknya.

Advertisement

“Menurut keterangan teman-temannya, Fajar dipukuli karena enggak mau memberi contekan pekerjaan rumah (PR). Mereka itu [Fajar dan pelaku] kan duduk sebangku. Waktu saya tanya, Fajar mengaku kalau dia dipukuli N. Sebelum memukul, N mengatakan, ‘Jar, tanganku gatel banget. Pengen jotos kowe. [Jar, tanganku gatal sekali. Ingin memukul kamu].’ Meski udah menolak, N langsung memukuli Fajar,” terang dia.

Ia menurutkan, bagian badan Fajar juga sering kena pukul. Bahkan, kejadian semacam bullying itu sudah terjadi semenjak kelas IV SD. “Waktu kelas IV Fajar pernah dipacul gowang [dipegang kedua tangan-kaki lalu diayun-ayunkan]. Lalu yang memegang tangan terlepas. Kepalanya kena lantai. Saya enggak negur, saya enggak berani,” papar dia.

Beberapa waktu sebelum meninggal, Fajar mengeluhkan rasa perih setelah disuntik obat. Fajar juga mengalami kejang-kejang. “Lama-lama, dia enggak bisa ngomong, ngomongnya enggak jelas. Waktu saya tanya, katanya telinganya sudah tuli. Ia juga tak bisa memejamkan salah satu matanya,” terang dia.

Advertisement

Yang paling membuat Waginem sedih, pada detik-detik terakhir, Fajar sempat pamitan kepadanya. Fajar juga minta maaf kepada ibunya itu. Ia menyesalkan keluarga N sama sekali belum pernah ke tempatnya. Bahkan, saat Fajar terbaring lemah di RSUD Sukoharjo, keluarga pelaku juga tak datang.

“Fajar termasuk anak yang pandai. Dia pernah ikut lomba tingkat kecamatan. Ia juga suka menggambar,” kenang Waginem.

Ayah Fajar, Cipto Wiyono, yang mendampingi istrinya bertemu wartawan tempat itu mengaku sudah merasa sehat. Wiyono sempat dilarikan ke rumah sakit pada saat upacara pemakaman Fajar, Minggu (25/5) karena shock.
“Kasus ini harus lanjut,” tandasnya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif