Lifestyle
Senin, 26 Mei 2014 - 01:30 WIB

WISATA KOTA SEMARANG : Destinasi Wajib Semarang, Lawang Sewu Memacu Adrenalin

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lawang Sewu Kota Semarang (JIBI/Solopos/Dok)

Harianjogja.com, SEMARANG-Bila Anda mendambakan wisata yang mampu memacu adrenalin, sempatkanlah bertandang ke Gedung Lawang Sewu Semarang di kala malam. Selain bisa menguji tingkat keberanian Anda, wisata Lawang Sewu juga menjanjikan eksotisme arsitektur dari masa lampau.

“Tak bisa dipungkiri, salah satu pesona Lawang Sewu memang terletak pada nuansa mistis yang melingkupinya. Tak heran jika di waktu malam, pengunjung masih saja menyemut di gedung ini,” ujar Yanto, tour leader Lawang Sewu.

Advertisement

Dalam sehari, lanjutnya, jumlah pengunjung bisa mencapai puluhan hingga ratusan orang. Saat musim liburan, biasanya pengunjung yang datang menyentuh angka 200 hingga 500 orang. Melubernya pengunjung yang datang di malam hari tak lepas dari usaha para pengurus untuk mempromosikan Lawang Sewu sebagai salah satu destinasi wisata wajib di Semarang. Hal itu didukung dengan Surat Keputusan Walikota Nomor 650/50/1992, yang menyatakan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Belum lama ini, menurut Yanto, pengurus telah rampung merenovasi bagian Gedung A Lawang Sewu. Renovasi ditunaikan agar bangunan tetap terawat. Di samping itu, langkah ini ditempuh juga demi menyedot lebih banyak pengunjung. Pasalnya, Gedung A belakangan juga dibuka untuk tempat resepsi dan acara-acara lain. Pemugaran Gedung A memakan waktu cukup lama dan selesai pada akhir Juni 2011. Bangunan ini dibuka untuk umum setelah diresmikan Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono pada 5 Juli 2011.

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1904. Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di Indonesia karena dibangun sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), perusahaan kereta api swasta di masa Pemerintahan Hindia belanda. Perusahaan ini yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia, menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden” (Surakarta dan Jogja) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang – Temanggung.

Advertisement

Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang. Namun, meningkatnya kebutuhan akan ruang kerja mendorong pengurus NIS untuk membangun gedung administrasi di lokasi baru. Alhasil, setelah melalui diskusi yang agak panjang, diputuskan untuk membuat gedung di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, ujung selatan Bodjongweg Semarang. Kala itu, Direksi NOS menyerahkan perencanaan gedung kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek kenamaan dari Amsterdam Belanda.

Pembangunan dimulai dari 27 Februari 1904 dan selesai pada 1907. Menurut keterangan yang dilansir dari web resmi PT KAI, kondisi tanah di jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan penggalian sedalam empat meter dan diganti dengan lapisan vulkanis. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada 1916 hingga 1918.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif