Soloraya
Senin, 26 Mei 2014 - 04:14 WIB

RUANG SENI ALTERNATIF : Lokananta Tawarkan Ruang Baru Berkesenian

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang peserta pemeran seni rupa menyelesaikan mural di Rumah Seni Lokananta, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/5/2014). Tempat yang akan dijadikan galeri seni oleh komunitas seni rupa Garis Cakrawala tersebut akan diresmikan bersamaan dengan pembukaan pameran seni rupa, Senin (2/6/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Rumput tinggi, ranting pohon yang tumbuh liar, bungkus plastik, dan bekas kemasan air minum menghiasi pelataran bekas gudang Lokananta, Minggu (25/5/2014). Ruangan yang terletak di sebelah utara bangunan utama studio rekaman legendaris tersebut memang telah sepuluh bulan tak lagi berpenghuni.

Kesibukan tampak di sekeliling bangunan bertuliskan “Gudang Jeep 4×4 Centre” itu. Belasan anak muda yang tergabung di Komunitas Garis Cakrawala, Noda Kota, Tugitu Unite, Metodos, Anargard, Kentut Paus (Klaten), Ruang Kelas SD (Jogja), hingga Yk Logos (Jogja), berbenah untuk menyaru kesan mangkrak.

Advertisement

Sebagian dari mereka membuat mural dan grafiti di bagian luar ruangan. Sementara yang lain berbenah dengan mengecat pintu, tembok, memangkas ranting yang dirasa mengganggu. Para perupa muda dari Soloraya dan Jogja ini tengah bersiap menyulap bekas gudang tersebut menjadi ruang seni alternatif bernama Rumah Seni Lokananta.

Adalah Komunitas Garis Cakrawala yang awalnya tergerak menumbuhkan iklim berkesenian yang sehat di Kota Bengawan dengan membangun ruang budaya alternatif. Saat ini, para perupa muda menilai Solo masih minim ruang budaya yang “netral”.

“Ruang budaya ini akan digunakan sebagai galeri kontemporer yang cair. Bisa menjadi ruang alternatif yang mengakomodasi seni kekinian. Posisinya berada di luar institusi seni, lebih netral. Tempat ini akan jadi harapan baru buat seniman muda,” terang penggagas Rumah Seni Lokananta, Choirul Hidayat (Irul), saat berbincang dengan Solopos.com, di sela-sela kegiatan, Minggu.

Advertisement

Irul menguraikan selaras dengan konsep Rumah Seni Lokananta yang menjadi sarana apresiasi seni rupa, musik, film, tari, hingga pedalangan, pihaknya telah menyiapkan slogan Menyayangi Masa Lalu dan Bergerak untuk Masa Depan. “Di tempat bersejarah ini, banyak musisi legendaris lahir. Kami ingin menularkan spirit itu untuk teman-teman muda. Kami harap nantinya ruang budaya alternatif ini bisa melahirkan seniman legendaris dari Solo,” jelasnya.

Kepala Perum PNRI Cabang Lokananta Surakarta, Pendi Heryadi, menjelaskan pihaknya mendukung aktivitas kegiatan tersebut. “Prinspinya untuk penyelenggaraan acara seni dan budaya kami tidak keberatan. Selama belum diambil alih Kemendikbud, mereka bisa membuat acara temporer di situ. Asal kebersihan dan kerapian tetap terjaga,” pesan Pendi, saat dihubungi Solopos.com, Minggu. Rencananya kedua pihak bertemu dan membahas kelanjutan kegiatan dan kepastian penggunaan ruang budaya alternatif

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif