Soloraya
Kamis, 22 Mei 2014 - 15:22 WIB

KERACUNAN MASSAL : Diduga Makan Jamur, Satu Keluarga Teler

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan (JIBI/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI–Keracunan massal kembali terjadi di Kabupaten Boyolali. Kali ini, kejadian itu dialami satu keluarga di Dukuh Sanggrahan, Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak. Diduga, penyebab keracunan berasal dari masakan jamur yang dikonsumsi Saguh Pujo Astoni, 45, bersama istri dan lima anaknya, Rabu (21/5/2014) pagi. Dua anak Saguh, yakni Nadia ‘Asma, 19, dan Muhammad Rofi, 17, harus menjalani rawat inap di Puskesmas Ngemplak. Bahkan Muhammad Rofi sempat muntah darah.

Kepala Puskesmas Ngemplak, dr. Ony Hardoko, saat ditemui wartawan di puskesmas setempat, Kamis (22/5/2014), membenarkan ada kejadian tersebut. Diungkapkan dia, kejadian itu dilaporkan ke Puskesmas Ngemplak, Rabu siang.

Advertisement

“Korban masuk ke puskesmas Rabu siang, sekitar pukul 14.00-15.00 WIB. Ada tujuh orang yang mengalami keracunan dengan gejala antara lain pusing, mual-mual, muntah, diare, hingga ada yang muntah darah. Dua di antaranya dirawat inap dan lima lainnya rawat jalan karena bisa langsung ditangani dan tidak terlalu parah kondisinya,” ungkap Ony.

Ditambahkan dia, salah satu korban keracunan, yakni Siti Fatimah, 42, dalam kondisi hamil delapan bulan. Untunglah korban tersebut tidak apa-apa dan bisa segera ditangani. “Tidak sampai mengganggu kandungan sang ibu,” katanya.
Rabu lalu, Ony mengatakan tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali juga telah mengambil sampel jamur dan sampel sisa makanan tersebut untuk diuji laboratorium.

Hingga Kamis pagi, rata-rata kondisi korban keracunan  itu sudah membaik. Selepas visit pasien, Ony mengatakan dua korban keracunan itu dimungkinkan sudah bisa pulang, Jumat (23/5/2014).

Advertisement

Sementara itu, Saguh yang ditemui di puskesmas, menduga keracunan yang mereka alami disebabkan oleh jamur yang mereka konsumsi Rabu pagi. Jamur itu diperolehnya dari tetangganya Selasa (20/5/2014).

Dirinya mengaku tidak mengetahui pasti jenis jamur tersebut. Dari bentuknya, jamur itu mirip dengan jamur merang, namun berwarna putih bersih. Saat menanyakan asal jamur tersebut, tetangganya hanya menjawab jamur itu berasal dari jerami.
“Kalau biasanya jamur merang yang tumbuh di dami [jerami] itu kan warnanya coklat, tapi itu warnanya putih bersih. Saya sendiri belum tahu jenis jamur apa,” tuturnya.

Meskipun sempat curiga dengan jamur tersebut, Saguh mengaku akhirnya menyimpan jamur itu di lemari pendingin. Keesokan paginya, jamur itu dimasak tumis dan oseng-oseng dan dimakan bersama istri dan anak-anaknya, kecuali anak ketiganya Layli Qoirnissa, 14, yang langsung berangkat sekolah tanpa sarapan jamur tersebut.

Advertisement

Sekitar dua jam setelah menyantap masakan tersebut, Saguh mengatakan dirinya mulai merasa pusing dan mual-mual. Ternyata hal itu juga dialami istrinya, Siti Fatimah dan anak-anaknya. Anak keempat Saguh, Layla Nur, 12, yang sedang mengikuti ujian sekolah/madrasah (USM) bahkan terpaksa pulang karena mengalami hal yang sama. Demikian pula dengan anak-anaknya yang lain.

“Yang tidak ya hanya Layli karena dia memang tidak makan jamur itu,” katanya.

Awalnya, Saguh berusaha mengobati gejala keracunan itu dengan mengkonsumsi air kelapa muda. Namun lantaran ada beberapa anaknya yang kondisinya belum membaik, Saguh pun memutuskan membawa keluarganya ke balai pengobatan yang tak jauh dari rumahnya dan juga ke puskesmas untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu, Saguh pun menanyakan asal-usul jamur pemberian tetangganya tersebut. Ternyata dari keterangan si pemberi jamur, diketahui jamur itu tumbuh di sela-sela tanaman bawang merah milik tetangganya tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif