Soloraya
Minggu, 18 Mei 2014 - 06:30 WIB

ASAL USUL : Asale: Situs Tapak Noto Boyolali, Telapak Kaki PB X

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung mengamati Situs Tapak Noto yang berada di Dukuh Sendangrejo, Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (17/5/2014). (Dok/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Kawasan Soloraya menyimpan jejak sejarah kerajaan Mataram. Salah satunya di Boyolali.

Suasana begitu lengang saat Solopos.com melangkahkan kaki mendekati area Situs Tapak Noto yang berada di sebuah kebun kosong di Dukuh Sendangrejo, Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (17/5/2014) siang.

Advertisement

Situs yang konon merupakan peninggalan Raja Paku Bhuwono X (PB X) itu, tampak tak terawat. Rumput liar yang tumbuh di kanan-kiri situs, serta bekas dupa dan sisa kemenyan, menambah kesan angker lokasi tersebut.

Tampaknya, situs tersebut sangat jarang didatangi orang. Menurut cerita, Situs Tapak Noto merupakan situs bekas telapak kaki kiri Raja PB X dan telapak kaki kiri permaisurinya yang tercetak pada dua batu terpisah, sekitar 1835 silam.

Lokasinya berdekatan dengan Pesanggrahan Paras Pracimoharjo, Candi Lawang, dan Candi Sari. Masing-masing batu cetakan tapak saat ini masing-masing diberi pagar. Jarak antara keduanya kurang dari 20 meter.

Advertisement

Tapak kaki di batu pertama diberi nama Selo Tapak Noto Sang Hyang Bathara Noto, yang konon merupakan tapak kaki kiri PB X. Sedangkan tapak kaki di batu kedua yang berada di belakang tapak pertama tersebut, diberi nama Selo Tapak Noto Sang Hyang Bathari Noto, yang dipercaya sebagai tapak kaki permaisuri PB X.

Kepala Desa Sumbung, Sutarto, menuturkan, berdasar cerita yang ia dapat dari sesepuh desa dan orang tua, Raja PB X pada masa itu sering berjalan-jalan dari Pesanggrahan Paras ke Susuh Angin yang lokasinya tidak jauh dari situs tersebut. Di Susuh Angin, Raja PB X melakukan meditasi.

“Suatu ketika, saat Raja PB X kembali dari meditasi, beristirahat di situs itu dan kemudian meninggalkan bekas telapak kakinya. Lokasi situs tersebut konon ceritanya merupakan pusat keramaian pada masa itu. Seperti sebuah pasar desa,” ulas Sutarto.

Advertisement

Versi lain menyebutkan, dimungkinkan, zaman dahulu, Raja PB X sedang jalan-jalan dari Pesanggrahan Paras dan melihat pemandangan yang indah di sana. Kemudian beliau beserta permaisuri meninggalkan jejak berupa tapak kaki.

Tapak kaki Raja PB X diberi nama Selo Tapak Noto Sang Hyang Bathara Noto (Wisnu) dan tapak kaki permaisurinya diberi nama Selo Tapak Noto Sang Hyang Bathari Noto (Sinta). “Pada malam tertentu, ada sejumlah orang yang melakukan ritual di sana,” kata Kades.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif